Logo

Mahasiswa Harus Terjun ke Lapangan dan Bantu Masyarakat, Jangan Hanya Teori!

Reporter:,Editor:

Jumat, 01 April 2022 03:00 UTC

Mahasiswa Harus Terjun ke Lapangan dan Bantu Masyarakat, Jangan Hanya Teori!

Seniman budaya Sudjiwo Tejo

JATIMNET.COM, Surabaya - Seniman budaya Sudjiwo Tejo memprediksi jika 100 tahun mendatang manusia akan punah jika tidak melakukan perubahan. Prediksi ini dikarenakan semua aktivitas manusia akan mampu digantikan oleh teknologi dan robot.

Bukannya tanpa alasan. Karena menurutnya, manusia utamanya dari kalangan mahasiswa bisa menggagalkan prediksi ini jika mampu melakukan proses integrasi nusantara dan bangsa melalui ilmu kebudayaan.

“Mahasiswa dan setiap generasi muda, jika menguasai ilmu kebudayaan secara serius, maka tidak akan bisa digantikan. Oleh karena itu, penting untuk mahasiswa belajar, menceburkan diri kepada kolam bernama masyarakat, dan mengaplikasikannya secara langsung untuk bantu masyarakat. Sangat sulit bagi mahasiswa jika hanya belajar melalui materi dan teori saja,” kata Sudjiwo Tejo, Kamis 31 Maret 2022.

Oleh karena itu, ia berpesan kepada mahasiswa untuk memahami kebudayaan lebih dari sekedar apa yang biasa mereka saksikan di buku. Misalnya, menganggap budaya itu sekedar seni, lagu, atau tari-tarian.

Baca Juga: Robot KECE G-2 Buatan Unesa Diklaim Mampu Suhu Tubuh dan Detak Jantung Pasien Covid-19

Pasalnya, budaya menurut Sudjiwo Tejo adalah hal yang muncul dari pola pikir manusia. Budaya menganalisa apa yang ada di alam, lalu melestarikannya sambil mengembangkan potensi yang ada dalam diri manusia.

“Kebudayaan bukan hanya sebuah seni saja. Namun kebudayaan merupakan suatu hal yang muncul melalui pola pikir manusia. Sedangkan alam bisa terjadi karena sebuah perilaku yang reflek untuk dilakukan. Penyeimbangan alam tak bisa berjalan lancar tanpa diikuti oleh proses analisa sekitar terhadap kegunaannya,” ia menerangkan.

Manfaat ketika menguasai budaya, menurut Sudjiwo Tejo akan luar biasa. Mulai dari mengatasi kondisi kepunahan yang terjadi di lingkungan hidup, ketenangan batin, hingga pertumbuhan ekonomi dan kemajuan pembangunan. Karena ketika pembangunan memanfaatkan budaya, maka pembangunan akan mampu mensejahterakan semua pihak.

“Penyeimbangan lingkungan alam menjadi salah satu kunci agar kepunahan di sekitar tidak terjadi. Anggaplah ketika melakukan penyeimbangan alam seperti halnya melakukan pelestarian budaya. Karena di dalam sebuah kebudayaan selalu ada sebuah pembangunan. Sehingga penyeimbangan terhadap lingkungan terus berkembang pesat,”  ia memaparkan.

Baca Juga: Dua Robot Buatan Unesa Bisa Kurangi Penggunaan APD

Pria yang akrab disapa Mbah Tejo ini juga berpesan kepada para mahasiswa untuk lebih mendalami kebudayaan mulai dari cara-cara yang sederhana. Salah satunya dengan praktek langsung dan mengikuti alur kehidupan di sekitar.

Menurutnya, kehidupan itu harus nyemplung, menyelam, mendalami dengan sungguh-sungguh. Meskipun sudah mendapatkan pendidikan yang tinggi, namun belum tentu bisa dipraktekkan dengan baik.

Ia mencontohkan, jika menganalogikan aktivitas belajar berenang, seseorang akan jauh lebih mahir bila langsung memasuki kolam tersebut. Namun akan sangat sulit bagi dirinya jika hanya belajar melalui materi saja.

Baca Juga: Alun-Alun Suroboyo Akan Jadi Tempat Berkreasi Para Seniman

Inilah yang dimaksud oleh Mbah Tejo, bagaimana ilmu akan jauh lebih sempurna bila mahasiswa bisa mengaplikasikannya secara langsung di lingkungan masyarakat. Karena barulah ketika sudah menyelam, maka ilmu kehidupan dan hakikat kebudayaan akan diperoleh oleh para mahasiswa.

Terlebih, mahasiswa sangat diharapkan oleh masyarakat untuk turut serta dalam pembangunan dan bermanfaat bagi kehidupan berbangsa.

“Belum lengkap rasanya jika hanya berkuliah tanpa harus nyemplung ke lapangan. Apalagi buat para mahasiswa lingkungan. Seharusnya mahasiswa harus lebih memperhatikan kondisi lingkungan. Jadi biar lebih bisa memahami kehidupan dan keadaan sekitar!” ia menegaskan.