Logo

LIPI Bangun Kapal Konsorsium Riset Samudra Senilai Rp7 triliun

Reporter:,Editor:

Selasa, 25 June 2019 15:01 UTC

LIPI Bangun Kapal Konsorsium Riset Samudra Senilai Rp7 triliun

Kepala LIPI Laksana Tri Handoko. Foto: Ahmad Suudi.

JATIMNET.COM, Banyuwangi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berencana membangun kapal riset sebagai infrastruktur utama Konsorsium Riset Samudera dengan nilai investasi Rp 7 triliun.

Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko yang dijumpai di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Banyuwangi, Selasa 25 Juni 2019, mengatakan tender terbuka internasional akan dilakukan akhir tahun ini

Dia menjelaskan sebagai negara maritim, sumber daya utama Indonesia berada di laut. Sementara luas kawasan Indonesia 60 persennya adalah laut yang sangat penting untuk diteliti. “Sebenarnya kekayaan alam kita ada di laut,” kata Laksana.

BACA JUGA: Banyuwangi Berpotensi Ekspor Buah Naga ke Rusia

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Rusia dan Belarus, Muhammad Wahid Supriadi, yang menghadiri pertemuan itu juga meminta mempublikasikan tender terbuka internasional kapal riset tersebut.

Dalam pelaksanaannya, pihaknya sengaja menggandeng pihak swasta agar pembiayaan lebih ringan. Selain itu, operasional dan perawatan kapal yang tinggi bisa terpenuhi.

Menggandeng swasta juga merupakan upaya untuk mengurangi ketergantungan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dengan mengembangkan pola pikir sebelum sampai berhasil sekalipun, setiap riset bisa menjadi bisnis untuk mendapatkan sumber dana.

BACA JUGA: Perizinan dan Dokumen Publik Bisa Selesai Lewat Daring di Banyuwangi

Menurutnya menggandeng swasta juga memiliki multi efek pada perekonomian, karena melibatkan lebih banyak tenaga. Dikatakannya hampir semua infrastruktur LIPI tidak hanya mengandalkan APBN, melainkan bersumber dari luar. “Kita memakai banyak jalur termasuk kerjasama dengan swasta,” ujarnya.

Sementara pemenang tender harus bersedia mentransfer pengetahuan atas kapal yang dibuat. Tenaga-tenaga lulusan baru akan dikirimkan selama tiga tahun di lokasi pembuatan kapal untuk belajar produksi hingga pengoperasian kapal.

Sesuai dengan perkiraan lama pembuatan kapal hingga 2022. Kemudian manajemen Kapal Riset akan kembali menyeleksi tenaga terbaik untuk menjadi anak buah kapal (ABK) Kapal Riset.