Logo

Laut Selatan Jatim Diguncang Gempa Tujuh Kali Sejak Agustus

Reporter:,Editor:

Rabu, 11 September 2019 15:38 UTC

Laut Selatan Jatim Diguncang Gempa Tujuh Kali Sejak Agustus

GEMPA: Laut selatan Banyuwangi yang sering disapa gempa dilihat dari bukit Pesisir Grajagan. Foto: Ahmad Suudi.

JATIMNET.COM, Banyuwangi - Gempa bumi terjadi di laut selatan Jawa Timur (Jatim), Rabu 11 September 2019 dini hari merupakan gempa ketujuh kali sejak awal Agustus 2019. Getaran gempa kerap menyapa warga pantai selatan Jatim, terutama Jember dan Banyuwangi.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini atas 673 gempa bumi secara nasional selama Agustus 2019, enam di antaranya berpusat di selatan Jatim.

Gempa bermagnitudo 4.3 sampai 5.0 skala richter (SR), berkekuatan II atau III Modified Mercalli Intensity (MMI) di darat, dan kebanyakan berpusat di selatan Banyuwangi atau 160 sampai 180 km barat daya Jembrana, Bali.

"Dua sampai tiga MMI artinya ada yang terasa tapi tidak sampai menimbulkan kerusakan. Atau bergetar tapi tidak terasa," kata Prakirawan Cuaca Stasiun BMKG Banyuwangi, Agung Dwi Nugroho, di kantornya.

BACA JUGA: Sejumlah Warga Jember Rasakan Guncangan Gempa Bali

Begitu juga gempa terakhir yang terjadi hari ini, kata Agung, bermagnitudo 4,8 SR dan berkekuatan II atau III MMI di Blitar, Malang, Trenggalek, Lumajang, dan Banyuwangi. Dia juga menjelaskan pusat gempa berada di laut selatan Blitar, atau 129 km barat daya Jember, di kedalaman 10 km.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Eka Muharram Suryadi mengatakan, bersama pemerintah desa, pihaknya telah membangun desa-desa tangguh bencana.

Untuk potensi gempa dan tsunami desa-desa di pesisir selatan, seperti Grajagan, Sarongan, Sumber Agung, dan Pesanggaran, mendapatkan prioritas karena kerap disapa gempa.

"Sementara ini gempa-gempa banyaknya di laut, kebetulan laut kita berada di pesisir selatan. Masyarakat yang pertama merasakan keberadaan gempa di laut selatan, adalah warga di pesisir selatan. Jadi kita memprioritaskan sosialisasi kesiapsiagaan di wilayah pantai selatan," kata dia.

BACA JUGA: Akibat Sirene Perusahaan Tambang Pasca Gempa, Warga Banyuwangi Mengungsi ke Bukit

Dia mengatakan pembangunan desa tangguh bencana melingkupi penentuan titik kumpul evakuasi, tanda penunjuk arah evakuasi, dan langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan masyarakat saat bencana datang. Dia mengatakan sosialisasi dilaksanakan berdasarkan jadwal yang telah disusun, dengan melibatkan pemerintah desa sebagai pengumpul warga.

Sementara Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember, Heru Widagdo menjelaskan pihaknya sudah menyiapkan titik-titik evakuasi, namun tidak mengikat warga. Dia mengakui masih harus meningkatkan pemahaman kepada warga agar lebih tanggap bencana dan bersedia mengikuti arah jalur evakuasi yang sudah dipasang.

"Kami sudah menyiapkan titik evakuasi, tapi warga tidak harus sepakat dengan itu. Yang satu lari ke sana, yang satu lari ke sini, itu yang (masih) perlu diberikan pemahaman kepada warga," kata Heru.