Kamis, 10 June 2021 13:40 UTC
Salah satu tugu simbol PSHT sebagai tanda bahwa di wilayah tersebut terdapat murid PSHT. Foto: Faizin/Dokumen
JATIMNET.COM, Jember – Perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) kembali jadi sorotan. Hanya sehari selang deklarasi damai dari perguruan silat di Jember, muncul kabar tentang seorang pesilat yang meninggal usai latihan.
FA (18), pelajar pria warga Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Tempurejo dilaporkan meninggal dunia usai mengikuti latihan silat di perguruan PSHT pada Rabu 9 Juni 2021 malam.
Informasi yang dihimpun, FA meninggal setelah berlatih selama kurang lebih 2 jam di rumah seorang warga di Dusun Kauman, Desa/Kecamatan Tempurejo.
Mengenai peristiwa tersebut Kapolsek Tempurejo, AKP M Zuhri saat dikonfirmasi membenarkan. Kini masih dilakukan proses hukum guna penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut.
Baca Juga: Pesilat Anarkis, Bupati Jember: Keluar dari Jember, Cari Negara Lain Saja
“Setelah latihan sekitar 2 jam, lalu pingsan. Sempat akan di bawa ke Puskesmas Tempurejo, tapi sudah meninggal saat di perjalanan,” ujar Zuhri saat dikonfirmasi pada Kamis 10 Juni 2021.
Latihan silat yang dijalani korban merupakan tahapan untuk bisa lulus ujian diterima sebagai warga perguruan silat PSHT. “Didampingi pelatih dan tiga rekannya. Belum sempat lulus ujian,” papar Zuhri.
Polisi tidak bisa memastikan apakah FA meninggal akibat pukulan selama latihan atau karena memang memiliki penyakit bawaan. Sebab, keluarga menolak ada proses hukum yang dilakukan polisi. Bahkan melihat jenazah juga tidak bisa.
“Kita tidak bisa menduga-duga. Karena keluarga tidak mau ada proses hukum. Tidak ada (visum), la wong kita mau (periksa) ke sana, saja dihalangi oleh keluarganya,” ujar Zuhri.
Baca Juga: Oknum PSHT
Kasus ini akhirnya benar-benar tidak berlanjut ke proses hukum. Sebab telah dicapai kesepakatan damai melalui mediasi yang dilakukan di Mapolsek Tempurejo. “Pihak keluarga menganggap peristiwa ini sebagai takdir yang harus dijalani,” pungkas Zuhri.
Sebagai informasi, pada Rabu 9 Juni 2021 siang atau beberapa jam sebelum kejadian, dicapai kesepakatan dan deklarasi komitmen menjaga perdamaian dari seluruh perguruan silat yang ada di Jember.
Sebanyak 30 perguruan silat yang memiliki murid di Jember, mengirimkan perwakilan untuk mengikuti deklarasi tersebut. PSHT menjadi satu-satunya perguruan silat di mana dua wakilnya yang bertanda tangan dalam kesepakatan tersebut. Yakni Jono Wasinudin selaku Ketua PSHT dan Fajar Sukmono selaku sesepuh PSHT.