Logo

Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas, Distribusi Napi akan Diatur

Reporter:,Editor:

Jumat, 10 September 2021 11:20 UTC

Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas, Distribusi Napi akan Diatur

KUNJUNGI LAPAS. Wakil Menkumham Edward Sharif Hairiej (kemeja putih) meninjau Lapas Kelas II B Kota Probolinggo, Jumat, 10 September 2021. Foto: Zulkiflie

JATIMNET.COM, Probolinggo – Dalam kunjungannya ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Probolinggo, Wakil Menteri Hukum dan HAM Edward Sharif Hairiej memberikan atensinya terhadap kondisi Lapas di Indonesia terutama Lapas peninggalan Belanda yang jumlah penghuninya melebihi kapasitas. Kondisi tersebut juga terjadi di Lapas Kelas IIB Probolinggo.

Oleh karenanya, Edward mengatakan perlu mitigasi guna menyiasati masalah tersebut. Kebakaran yang terjadi di Lapas Kelas I Tangerang pada Rabu, 8 September 2021, juga diakibatkan kondisi Lapas yang telah melebihi kapasitas.

"Over load (kelebihan kapasitas) banyak terjadi di Lapas, utamanya di daerah-daerah. Ditambah lagi, jumlah anggota kami terbatas, sehingga tak seimbang antara jumlah penghuni dan petugas jaga," ujar Edward, Jumat, 10 September 2021.

BACA JUGA: 27 Ribu Tahanan Jatim Menghuni Lapas Berkapasitas 12 Ribu

Edward menyebut jika jumlah personel penjaga Lapas saat ini masih kurang sekitar 20 ribu petugas. Kondisi tersebut tak sebanding dengan jumlah narapidana yang kian bertambah.

Di Lapas Kelas IIB Kota Probolinggo juga melebihi kapasitas hingga 100 persen. Kapasitas yang seharusnya dihuni 265 warga binaan, namun jumlah warga binan mencapai 554 orang.

“Dengan peristiwa yang terjadi di Lapas Tangerang, ke depan akan kami distribusikan narapidana ke Lapas-Lapas yang kekurangan penghuninya agar tidak terjadi kelebihan kapasitas," kata Edward.

BACA JUGA: Rutan Medaeng Overload Dihuni 2500 Narapidana, Karutan Usulkan Ada Penataan Bangunan

Sementara itu, Kepala Lapas Kelas IIB Kota Probolinggo Risman Somantri mengatakan meski mengalami kelebihan kapasitas, namun pembinaan di lembaga pemasyarakatan masih berjalan kondusif dan aman.

"Kelebihan kapasitas itu menjadi masalah klasik. Secara fasilitas tidak ada masalah, kelebihannya untuk ketersediaan tempat tidur saja. Yang lain masih mencukupi," katanya.

Sementara guna mengantisipasi kebakaran seperti di Lapas Kelas I Tangerang, pihaknya memastikan tidak ada kabel atau instalasi listrik yang tidak pada tempatnya.

"Kami juga sudah kontak PLN untuk periksa instalasi listrik, apakah instalasi yang ada masih layak atau tidak, karena dugaan penyebab kebakaran di Lapas Tangerang akibat korsleting listrik," kata Risman.

Antisipasi lain yang dilakukan dengan penambahan stok alat pemadam api ringan yang semula hanya ada lima unit.