Rabu, 06 July 2022 11:40 UTC
Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Anwar Sadad bersama Plt Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak berkunjung meninjau peternak sapi di Pasuruan, Rabu 6 Juli 2022.
JATIMNET.COM, Surabaya - Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Anwar Sadad bersama Plt Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak berkunjung meninjau peternak sapi di Pasuruan, Rabu 6 Juli 2022.
Ketua DPD Gerindra Jatim itu melakukan kunjungan ke kandang sapi milik Mulyono di Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan. Pada kesempatan tersebut, Sadad meminta pemerintah provinsi mengawal ketat penyaluran belanja tak terduga (BTT) untuk penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK) di Jatim.
"Tentu pentingnya kehadiran Pemprov Jatim di bawah, melihat langsung kondisi real di lapangan. Setelah ini, setelah payung hukum BTT sudah ada, segera ditentukan dengan jelas, bagaimana mekanisme penyalurannya ke bawah," katanya.
Dia mengingatkan BTT harus tepat sasaran dalam penyalurannya. Sadad pun mengusulkan agar bantuan tersebut tidak hanya sebatas untuk obat, tetapi juga ganti rugi kepada para peternak yang sapinya mati.
Baca Juga: Lebih Dari 2.000 Sapi di Ponorogo Telah Disuntik Vaksin PMK
"Obat perlu, vitamin dan pakan juga perlu. Yang penting juga bagaimana mereka peternak yang merugi karena sapinya mati itu mendapat ganti rugi. Karena dari hewan ternak mereka hidup, misal sapi perah, kalau sapi mati, peternak sudah tidak dapat pemasukan," ungkapnya.
Ia menilai, penggantian sapi yang mati ini akan sangat membantu peternak untuk bisa menyambung hidup bekerja kembali. "Saat Covid-19 lalu kan ada santunan untuk korban yang meninggal," imbuhnya.
Peternak di wilayah Nongkojajar dan Tutur, Kabupaten Pasuruan misalnya yang menjadi sentra susu sapi. Banyak masyarakat yang menggantungkan pada industri tersebut.
Dirinya mendorong Pemprov menyelesaikan wabah PMK sampai tuntas. Pemerintah harus hadir langsung ke pertenak. "Menurut saya penting kehadiran Plt Gubernur Emil dan jajaran kepala dinas menunjukkan bahwa peternak tidak sendirian. Jadi ada support, back up nyata, bahwa kita tidak ingin PMK menurunkan kualitas dan produktifitas sapi," terangnya.
Peternak membutuhkan bantuan dan informasi sedini mungkin terkait wabah PMK. "Karena informasi dokter hewan, kalau diketahui sejak dini, masa recovery bisa 3-4 hari. Kalau telat pasti lebih lama. Semua pihak harus gotong royong menyelesaikan PMK," tandas Sadad.
