Kamis, 12 September 2019 01:45 UTC
BESI: Polisi Melakukan Olah Tempat Kejadian Peristiwa, Foto : Zulkiflie
JATIMNET.COM, Probolinggo - Nahas dialami seorang kuli pembangunan menara pemancar operator seluler di Kabupaten Probolinggo. Korban tewas saat menurunkan besi eser beton dari atas truk.
Kecelakaan kerja tersebut terjadi tak jauh dari rumah korban di Desa Pajarakan Kulon, Kecamatan Pajarakan Rabu sore 11 September 2019.
Saksi mata, Zainul mengungkapkan, kejadian bermula saat korban, Yusuf (42), warga Dusun Bawangan Desa Pajarakan Kulon, hendak menurunkan besi ukuran 10, 12, 14 dan 16 (ulir) dari bak truk.
Besi itu kata Zainul, rencananya digunakan untuk membangun tower pemancar operator seluler yang berlokasi sekitar 200 meter dari rumah korban. Saat kejadian korban dibantu dirinya dan Ahmad Fauzi (20).
BACA JUGA: Setelah Dipakai Acara Semipro Rumput Stadion Bayuangga Rusak Mengering
Zainul menjelaskan, sebelum besi diturunkan, korban mencoba membuka tekukan eser beton yang panjangnya sekitar 12 meter itu. Eser beton sendiri ditekuk menjadi dua dan diikat ujungnya menggunakan tali besi.
“Saat membuka tali pengikatnya itu ujung besinya terhempas dan mengenai dada korban yang berdiri bersama Fauzi di atas bak truk,”terang Zainul, kepada wartawan, Rabu 11 September, malam.
Akibat hempasan besi, korban terdorong hingga membentur bak truk lalu jatuh pingsan. Warga sekitar kemudian mengevakuasi korban ke RSUD Waluyo Jati Kraksaan untuk mendapatkan perawatan medis.
BACA JUGA: Rokat Tasek, Harapan Nelayan Probolinggo Tingkatkan Tangkapan Ikan
“Korban kemungkinan meninggal di tengah perjalanan ke rumah sakit. Karena usai kejadian korban masih hidup,”tukasnya.
Sementara Tim Identifikasi Polres Probolinggo melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pasca kecelakaan kerja itu. Polisi menyita satu unit truk nomor polisi N-8356-PJ beserta besi beton eser yang berada di dalam bak truk.
Kanitreskrim Polsek Pajarakan, Ipda Kurdi menyebut, dugaan sementara terjadinya kecelakaan kerja akibat adanya unsur kelalaian. Menurut Kurdi, semestinya besi eser dipindah menggunakan alat berat, bukan secara manual.
"Dugaan sementara karena unsur kelalaian, tapi kelalaian itu bersumber dari pekerja sendiri, karena besi eser semestinya dipindah menggunakan alat berat,"jelas Kurdi, Rabu malam 11 September 2019.
BACA JUGA: Karapan Sapi Brujul Kembali Digeber Di Event Semipro
Sementara Ipda Kurdi mengatakan, meski sempat dibawa ke rumah sakit, namun pihak keluarga menolak otopsi. “Pihak keluarga menolak jasad korban diotopsi. Jadi kami kembalikan kepada keluarga untuk selanjutnya dikebumikan,”tukasnya.