Minggu, 08 September 2019 11:51 UTC
SELAMATAN LAUT. Sejumlah nelayan menggelar Rokat Tasek untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan di pantai Dringu, Minggu 8 September 2019. Foto: Zulkiflie.
JATIMNET.COM, Probolinggo – Sejumlah nelayan pesisir di Desa/Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo menggelar Ritual Rokat Tasek di tepi pantai, Minggu 8 September 2019.
Rokat Tasek bisa juga diartikan sebagai selamatan laut, dengan harapan agar hasil tangkapan ikan makin berlimpah. Sebab selama sepekan terakhir ini tangkapan ikan nelayan Dringu menurun drastis.
Kepala Desa Dringu, Bukhori Subhan menjelaskan mata pencaharian warga Desa Dringu mayoritas nelayan. Oleh karenanya, ritual Roka Tasek sangat penting dan dianggap sakral bagi masyarakat sekitar.
“Warga desa di sini, kebanyakan nelayan. Sementara doa di tepi pantai menjadi pilihan warga yang mengharapkan rezeki dari Yang Maha Kuasa,” Bukhori mengatakan.
Dalam Ritual yang digelar Minggu siang, beberapa nelayan mengarak sembilan tumpeng sebagai sesaji. Nelayan harus menempuh rute sejauh satu kilometer dari rumah tokoh desa untuk menuju tepi pantai Dringu.
BACA JUGA: Karapan Sapi Brujul Kembali Digeber Di Event Semipro
Arak-arakan sesajen diwarnai dengan gamelan yang diikuti penampilan gadis Desa Dringu. Mereka menari bersama Reog Ponorogo. Sementara di barisan pertama, dua nelayan masing-masing membawa payung ala Bali, sebagai simbol kesakralan.
Sampai di tepi pantai, sembilan sesajen diarak melintasi tiga janur melengkung. Sesaji kemudian diletakkan di tempat yang sudah disediakan. Setelahnya tokoh desa membacakan doa-doa.
BUDAYA BANGSA. Bunga tujuh rupa ditaburkan sebagai salah satu ritual Rokat Tasek warga Dringu, Minggu 9 September 2019. Foto: Zulkiflie.
Usai pembacaan doa, nelayan Dringu menaburkan bunga tujuh rupa, yang diikuti penampilan tarian gadis desa setempat.
Salah seorang nelayan, Herman mengungkapkan, usai ritual Rokat Tasek ini diharapkan ada peningkatan tangkapan ikan. Pasalnya sudah beberapa hari terakhir ini tangkapan ikan terus merosot.
BACA JUGA: Jaran Bodag Jadi Kesenian Pembuka Event Semipro
Dampaknya nelayan tak memiliki uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Semoga tangkapan ikan kembali membaik setelah Rokat Tasek ini,” Herman menjelaskan.
Adapun tokoh masyakarat Dringu, Samse mengatakan, ritual di pinggir laut merupakan cara nelayan Dringu mengharap rezeki dan melimpahnya tangkapan ikan. Rokat Tasek, menurut Samse, sudah dilakukan turun temurun oleh nelayan Dringu.
“Doa bersama di pantai ini merupakan harapan nelayan agar tangkapan ikan terus membaik. Karena sejak beberapa bulan terakhir nelayan mengeluh merugi terus, akibat solar yang terbuang tanpa tangkapan ikan,” terang Samse.
Selain itu, doa bersama di pinggir pantai merupakan cara warga Dringu melestarikan budaya nusantara. “Doa di pinggir laut seperti ini sudah dilakukan nenek moyang kami, dan kami ingin terus menjaga,” tandasnya.