Senin, 24 September 2018 06:30 UTC
Ilustrasi ikan lele. Ilustrator: Chepy.
JATIMNET.COM, Malang – Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur, Riza Rahman Hakim mengembangkan inovasi pertanian urban dengan sistem bio natural (Biona) dan akuaponik. Sistem ini dipercaya bisa menghasilkan ikan air tawar, khususnya ikan lele berkualitas tinggi.
“Kami menggabungkan budi daya ikan lele di kolam terpal dengan budi daya sayuran melalui sistem akuaponik,” terang Riza, Senin 24 September 2018.
Dikutip dari Antara, ada dua sistem dari budi daya lele, yakni sistem biona berbasis bio-natural serta sistem bionik, yang merupakan kombinasi antara bio-natural dan aquaponik. Dengan sistem ini, secara tidak langsung kotoran lele sebagai pupuk tanaman di atas kolam.
Konsep ini menghemat biaya untuk pemberian makan lele dan mampu meminimalkan penggunaan air. Jika budi daya lele tradisional penggunaan air hingga 50 persen dan harus diganti setiap hari untuk meminimalkan bau tak sedap.
Konsep biona ini dipadukan dengan One House One Pond (OHOP atau satu rumah satu kolam), yang bisa menghemat air hingga 30 persen. Sebab metode ini tidak mengharuskan peternak mengganti air setiap hari, cukup seminggu sekali airnya tidak menimbulkan bau.
Keterangan yang disampaikan Riza satu meter kolam bisa diisi 1.000 ekor lele dan dalam waktu tiga bulan sekali dapat dipanen sekitar 300 ekor.
“Kami yakin konsep ini bisa menjadi solusi bagi kemandirian pangan keluarga, bahkan daerah maupun nasional. Kami memulainya dari kelompok terkecil dulu, yakni keluarga,” katanya.
Konsep OHOP ini diharapkan mampu menumbuhkan jiwa entrepreneurship (kewirausahaan) dengan strategi memanfaatkan lahan sempit dan diupayakan mendapatkan hasil maksimal
Melalui penelitian dan konsep OHOP yang dikembangkannya itu, Riza berkesempatan mengikuti pendidikan selama dua pekan di Wageningen University Belanda. Selama berada di Negeri Kincir Angin itu dia bersama 10 peneliti dari berbagai negara guna memperkuat risetnya.
Setelah kembali dari Belanda, Riza makin yakin jika konsep OHOP yang dikembangkannya itu relevan diterapkan di wilayah perkotaan dengan lahan terbatas. “Kami juga ingin mengembangkan teknologi perairan di Negeri Kincir Air tersebut di Indonesia,” ujarnya.
Untuk pengembangan lebih luas konsep OHOP dengan sistem biona dan akuaponik ini, pihaknya bersama Fishedupark Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) UMM telah memberikan pelatihan kepada masyarakat.