Logo

Kotoran Sapi Bisa Menjadi Sumber Energi Listrik

Reporter:

Kamis, 27 September 2018 00:30 UTC

Kotoran Sapi Bisa Menjadi Sumber Energi Listrik

Petugas tengah melakukan perawatan instalasi listrik. FOTO: Ilustrasi

JATIMNET.COM, Malang – Mahasiswa lintas fakultas Universitas Brawijaya (UB) Malang mengembangkan alat Microbial Fuel Cell yang berfungsi untuk mengubah kotoran sapi menjadi energi listrik.

Ketua Tim Peneliti, Naila El’ Arisie, mengatakan, penelitian membutuhkan waktu selama tiga bulan. Mereka terinspirasi dari penelitian yang sudah dilakukan di luar negeri.

“Kami berinisiatif untuk mengaplikasikan dan membuktikan secara langsung, apalagi melihat di Indonesia belum pernah ada yang mengaplikasikan kotoran sapi menjadi energi listrik,” kata Naila El’ Arisie, seperti dikutip Antara.

Alat yang diciptakan Naila dan kawan-kawan ini juga diaplikasikan dengna perangkat lunak dan diharapkan bisa menjadi energi alternatif di wilayah terpencil.

Penelitian yang dikembangkan dalam judul Digital Fuel Cell from Human Waste (DELETE ): An Alternative Way to Solve Electrical Energy Crisis by Using IOT/Internet of Things to Implement The SDGs 2030 dan meraih tiga penghargaan sekaligus.

Tiga penghargaan itu diraih di kompetisi 10th International Exhibition of Inventions and 3rd World Innovation and International Invention Forum 2018 yang diselenggarakan di Foshan, Guangzhou, China.

Selain itu, meraih medali perak dari International Invention Award dari Malaysian Association of Research Scientists (MARS) dan Young Innovator Award dari Citizen Innovation Singapore yang diikuti 253 tim dari 49 negara.

Selain Naila, penelitian tersebut juga melibatkan Muhammad Khuzain (Fakultas Teknik), I Wayan Angga Jayadiyuda (Fakultas Teknik), Muhammad Syarifuddin (Fakultas Ilmu Komputer), Firdausi (Fakultas Pertanian) dan Rina Ervina (Fakultas Ekonomi dan Bisnis),.

Kemudian, Tubagus Syailendra W (Fakultas Ilmu Sosial dan Politik), Hendra Surawijaya (Fakultas Kedokteran Hewan) dengan dosen pembimbing, Eka Maulana.

Lebih lanjut, Naila menjelaskan alat ini (Microbial Fuel Cell) berbentuk semacam chamber dari akrilik yang memakai bantuan PEM (Proton Exchange Membrane).

Kotoran sapi berfungsi sebagai substrat untuk membangkitkan listrik karena kandungan bakteri elektroaktifnya.

“Untuk prototype, kami menggunakan kotoran sapi terlebih dahulu. Sedangkan aplikasi perangkat lunak yang dibuat berfungsi untuk mengontrol suhu, kelembaban, tegangan, serta arus yang dihasilkan,” ujarnya.

Dari pengukuran alat didapatkan setiap chambernya bisa menghasilkan 1 volt. Karena e-chamber, alat tersebut dapat menghasilkan 3 volt dan bisa dinaikkan menjadi 22 volt menggunakan boost converter.

“Kalau alat ini ingin diaplikasikan untuk peralatan rumah tangga, tinggal diperbanyak jumlah chambernya. Dan, ke depan kami berharap alat ini bisa digunakan di daerah-daerah terpencil yang belum teraliri listrik,” tandas Naila.