Kamis, 13 November 2025 09:00 UTC

Piagam penghargaan yang diraih Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari dalam mewujudkan generasi bebas stunting. Foto: Kominfo.
JATIMNET.COM, Mojokerto – Upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto dalam menekan angka stunting kembali mendapat pengakuan tingkat nasional.
Kali ini, penghargaan datang dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI). Sebagai bentuk apresiasi terhadap penanganan stunting, Pemkot Mojokerto menerima dana insentif fiskal sebanyak Rp6 miliar.
Penetapan apresiasi tersebut tertuang dalam Keputusan Menkeu RI Nomor 330 Tahun 2025 yang disahkan pada 10 November 2025.
Pencapaian ini sekaligus menegaskan keseriusan Pemkot Mojokerto di bawah kepemimpinan Wali Kota Ika Puspitasari dalam mewujudkan generasi bebas stunting.
Ning Ita, sapaan akrab Ika Puspitasari menyampaikan rasa syukur atas penghargaan tersebut. Ia menegaskan, capaian ini merupakan hasil kerja bersama dari seluruh elemen yang terlibat.
“Alhamdulillah, capaian ini merupakan buah kerja keras dan sinergi seluruh pihak dalam menurunkan angka stunting di Kota Mojokerto. Kami tidak hanya fokus pada penanganan, tetapi juga pencegahan dari hulu ke hilir,” tuturnya, Kamis, 13 November 2025.
BACA: Pemkot Mojokerto Perkuat Komitmen Penanganan Stunting lewat Penyaluran PMT
Dari data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), tren penurunan stunting di Kota Mojokerto menunjukkan hasil luar biasa.
Tahun 2019 prevalensinya tercatat 9,04%, lalu menurun menjadi 7,71% pada 2020. Angka ini terus turun menjadi 4,84% di 2021, 3,12% di 2022, 2,04% di 2023, hingga mencapai 1,54% pada 2024. Terbaru, pada September 2025 angka stunting kembali turun menjadi 1,16%.
“Penurunan yang sangat signifikan ini menjadi bukti nyata bahwa berbagai program intervensi yang kita lakukan berjalan efektif dan tepat sasaran,” ujar Ning Ita.
Ia menjelaskan, strategi yang dilakukan bersifat menyeluruh, melibatkan kolaborasi lintas sektor, serta pendekatan berbasis keluarga dan masyarakat.
Beberapa langkah nyata yang dijalankan, seperti edukasi dan sosialisasi kepada calon pengantin, ibu hamil, hingga keluarga dengan balita, penguatan intervensi gizi, dan pemanfaatan teknologi digital untuk memantau tumbuh kembang anak.
BACA: Kota Mojokerto Terbaik I Penanganan Stunting se-Jatim, Ning Ita: Bukti Kerja Keras Bersama
Pemkot Mojokerto juga mengaktifkan peran PKK dan kader posyandu dan menggandeng motivator keluarga berisiko stunting. Selain itu, mengembangkan program SOTH (Sekolah Orang Tua Hebat) yang fokus pada peningkatan pengetahuan orang tua tentang gizi dan pola asuh anak.
Tak hanya itu, berbagai inovasi lokal turut mendukung penurunan stunting, seperti Canting Gula Mojo (Cegah Stunting, Gerak Unggul Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto) dan DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting). Pemerintah juga rutin menyalurkan bantuan pangan bagi keluarga dengan risiko stunting.
“Dana insentif fiskal ini akan kami manfaatkan sebaik mungkin untuk memperkuat program penanganan stunting agar Kota Mojokerto benar-benar bebas dari stunting,” tegas Ning Ita.
Dengan angka prevalensi terendah sepanjang sejarah, Kota Mojokerto kini menjadi contoh nyata daerah kecil dengan tekad besar menciptakan generasi sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi.
Hal ini sejalan dengan Cita pertama dalam Panca Cita Kota Mojokerto, yakni peningkatan kualitas sumber daya manusia.
