Rabu, 06 August 2025 04:00 UTC
Anggota Komisi D DPRD Ponorogo saat melakukan sidak di Sekolah Rakyat 5 Ponorogo.
JATIMNET.COM, Ponorogo – Komisi D DPRD Ponorogo melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Sekolah Rakyat (SR) Ponorogo, Rabu, 6 Agustus 2025.
Agenda ini untuk memastikan proses belajar mengajar serta sistem boarding school berjalan sebagaimana mestinya.
Fokus utama sidak kali ini bukan hanya pada fasilitas pendidikan. Namun, juga menyangkut keamanan lingkungan sekitar sekolah.
Pasalnya, bangunan Sekolah Rakyat yang sebelumnya merupakan gedung Sentra Industri Kecil dan Menengah harus direnovasi sedemikian rupa agar sesuai untuk proses belajar mengajar dan menginap siswa.
Ketua Komisi D DPRD Ponorogo Riyanto menyoroti kondisi pagar sekolah yang dinilai sudah tidak layak pakai. Pagar depan yang berbatasan langsung dengan subterminal Tambakbayan terlalu terbuka dan tidak memberikan perlindungan maksimal bagi para siswa.
“Kami khawatir dengan kondisi tersebut. Lokasi sekolah yang berdekatan dengan fasilitas umum dan warung-warung kopi membuat lingkungan sekitar ramai, bahkan hingga malam hari. Aktivitas seperti itu belum tentu cocok untuk anak-anak. Ini akan kami evaluasi dan ajukan ke Pemkab agar mendapat perhatian,” ungkap Riyanto.
BACA: Tahun Ajaran Baru, Sekolah Rakyat di Ponorogo Menempati Gedung Sentra IKM
Menurutnya, selain untuk keamanan, pagar permanen yang tertutup akan memberi kenyamanan lebih bagi para siswa selama menjalani pendidikan berbasis asrama.
Selain menyoroti pagar sekolah, pihaknya juga meninjau fasilitas penunjang untuk boarding school, yakni kantin dan asrama siswa.
“Sarana prasarana sudah bagus, kurikulum sudah ada dari kementrian. Kami minta agar sekolah rakyat terintegrasi 5 Ponorogo ini bisa berjalan dengan baik,” ujar Riyanto.
Sementara itu, Kepala Sekolah Rakyat Ponorogo Devit Tri Candrawati membenarkan kondisi pagar yang dimaksud.
Selama enam hari terakhir, sebanyak 119 siswa dari jenjang SD hingga SMA mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan baru mereka. Namun, keberadaan pagar yang terbuka dan rusak di beberapa titik cukup mengganggu kenyamanan.
“Kami tidak menuntut yang berlebihan, tapi ini soal kenyamanan dan keteladanan lingkungan. Di luar pagar sering ada orang merokok, dan hal seperti itu tidak layak dilihat oleh anak-anak,” ujar Devit.
Ia berharap ada tindak lanjut dari pihak terkait agar lingkungan belajar di Sekolah Rakyat tidak hanya nyaman secara fasilitas, tapi juga aman dan mendukung tumbuh kembang karakter siswa. (Adv)