Senin, 13 July 2020 00:00 UTC
CEDERA. Sentot yang masih mengalami cedera di lutut kirinya saat ditemui di rumahnya, Minggu, 12 Juli 2020. Foto: Karina Norhadini
JATIMNET.COM, Mojokerto – Lutut kiri Sentot Wibowo, 43 tahun, masih diperban dengan kain pengikat agar tak banyak gerak. Lutut kirinya juga diolesi ramuan beras kencur buatan istrinya, Chursotin, 34 tahun.
Ramuan itu dianggap bisa mengurangi kondisi bengkak lutut kirinya usai terperosok ke liang lahat saat memakamkan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di pemakaman umum Losari, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto.
Warga Dusun/Desa Ngingasrembyong, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto ini sempat menjalani perawatan di RSUD Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto, Jumat, 10 Juli 2020. Kaki kirinya menjalani pemeriksaan dengan foto rontgen untuk mengetahui cedera yang dialami.
Karena belum pulih, ia masih beristirahat di rumahnya. Meski mengalami cedera, ia tak kapok dan tetap akan membantu tugas kemanusiaan dalam memakamkan pasien Covid-19.
BACA JUGA: Perjuangan Petugas Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19, Waswas hingga Bersitegang
“Nanti kalau sudah sembuh, saya pasti akan tetap ikut membantu dalam pemulasaran jenazah Covid-19. Ini hanya miskomunikasi saja waktu proses pemulasaran kemarin," kata pria yang sehari-hari berjualan pentol keliling ini saat ditemui Jatimnet.com di rumahnya, Minggu, 12 Juli 2020.
Ia menceritakan peristiwa nahas yang menimpa dirinya dan kecelakaan kerja pertama yang dialami relawan tim pemulasaran jenazah Covid-19 Kota Mojokerto yang berjumlah 8-9 orang. Peristiwa tersebut terjadi saat pemakaman jenazah yang keempat dalam satu hari pada Minggu, 5 Juli 2020 itu.
"Orang dari pihak keluarga ikut pemakaman saat jenazah keempat yang kami kuburkan waktu itu. Sewaktu menggeser peti jenazah, dikira mau maju terus akhirnya didorong keluarga. Lalu saya terjatuh miring ke kanan, kaki kanan ke bawah tergelantung, kaki kiri ada di atas dan keseleo," kata pria yang sudah memakamkan sembilan orang dan tiga di antaranya positif Covid-19 ini.
Dengan menahan sakit di kakinya usai terperosok, ia masih terus menyelesaikan pemakaman hingga akhir dan pulang ke rumah menggunakan kendaraan roda duanya. Besoknya, Senin, 6 Juli 2020, ia baru merasakan sakit dan lutut kirinya bengkak hingga tak bisa berjalan.
BACA JUGA: Kisah Sopir Ambulans dan Perawat Pengantar Jenazah Pasien Covid-19
"Langsung telpon Dinkes Kota Mojokerto dan saya dibawa ke RSUD untuk rontgen lalu dirawat selama tiga hari," katanya.
Sentot juga menceritakan pengalaman yang kerap kali terjadi saat proses pemakaman. Mulai dari lelahnya menggunakan baju Alat Pelindung Diri (APD) hingga penolakan yang dilakukan warga terhadap PDP Covid-19.
“Setengah jam saja keringat sudah bercucuran keluar, sedangkan proses pemakaman dari awal pengambilan peti jenazah sampai dimasukkan liang lahat bisa 2 hingga 3,5 jam. Apalagi yang paling sedih itu kalau warga tidak mau menerima jenazah dimakamkan di pemakaman umum. Padahal yang dimakamkan belum tentu positif Covid-19," ujarnya.
Menurutnya, pemahaman masyarakat mengenai protokol kesehatan atau keamanan PDP maupun pasien positif Covid-19 yang dimakamkan masih rendah. Ia mengingatkan jika PDP maupun pasien positif Covid-19 dimakamkan dengan protokol kesehatan yang memenuhi standar pencegahan penularan termasuk jenazah dikemas dengan plastik dan dimasukkan dalam peti jenazah.
BACA JUGA: Viral, Keluarga PDP Covid-19 Meninggal Dipungut Biaya Pemulasaran Jenazah Rp3 Juta
"Seperti ada penolakan warga di pemakaman umum Panggreman, dari Dinas Kesehatan sempat ditawarkan di pemakaman Covid-19 Kota Mojokerto. Tapi keluarga enggan, memilih dimakamkan di pemakaman Awang-awang, Mojosari, karena takut dikucilkan warga," katanya.
Ia meminta masyarakat tidak melakukan penolakan lagi terhadap proses pemulasaran jenazah PDP maupun positif Covid-19.
"Saya dan tim tetap akan berjuang membantu pemulasaran jenazah dengan menggunakan APD lengkap. Ini panggilan sosial buat kami. Masyarakat juga harus tertib, disiplin, patuhi protokol kesehatan. Jangan ada penolakan juga dalam pemulasaran, biar tidak ada pengucilan lagi," katanya.