Logo

Kisah Eli, Anak Petani Penerima Bidikmisi Lulusan Kedokteran Unej

Berprestasi Akademik sejak SMA, Biasa Belajar menjelang Salat Subuh
Reporter:,Editor:

Sabtu, 20 February 2021 11:40 UTC

Kisah Eli, Anak Petani Penerima Bidikmisi Lulusan Kedokteran Unej

ANAK PETANI. Eli (tengah) bersama kedua orang tuanya saat berfoto di sawah. Eli adalah anak petani yang diwisuda jadi sarjana kedokteran Unej, Sabtu, 20 Februari 2021. Foto: Humas Unej

JATIMNET.COM, Jember – “Sejak kecil saya memang bercita-cita menjadi dokter, karena profesi di bidang kesehatan itu menurut saya mulia, bisa menolong orang banyak,” kata Febri Fatma Lailatul Laeli, gadis asal Desa Kesilir, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember. Sabtu, 20 Februari 2021, menjadi hari yang istimewa bagi gadis yang akrab disapa Eli ini. Cita-cita masa kecilnya itu perlahan mulai terwujud.

Eli menjadi satu dari 1.046 mahasiswa yang diwisuda secara daring oleh Universitas Jember (Unej). Langkahnya menjadi dokter kian terbuka karena Eli telah resmi menyandang gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) dari Fakultas Kedokteran Unej.

Tidak sekadar lulus, Eli mampu meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sangat memuaskan, yakni 3,71, dalam waktu 4 tahun 1 bulan dengan. “Sedikit meleset dari target saya yang ingin menyelesaikan kuliah sebelum empat tahun,” ujar dara berjilbab ini.

Butuh perjuangan bagi Eli untuk meraih pencapaian tersebut. Saat akan lulus dari SMAN Ambulu, Jember, Eli sempat ragu dengan kemampuan biaya kuliah. Sang ayah, Suyono, seorang petani penggarap yang menyewa lahan seluas kurang lebih 180 meter persegi untuk ditanami padi di musim hujan, sementara jagung ditanam di musin kemarau.

BACA JUGA: Mahasiswa Universitas Jember Kembangkan Bioplastik dari Singkong

Ia terkadang juga mengadu keberuntungan dengan menanam tembakau. Jika sedang tak mampu menyewa lahan, Suyono menjadi buruh tani. Adapun ibundanya, Surip, adalah ibu rumah tangga.

Beruntung, saat ia menyampaikan cita-citanya, kedua orang tuanya sangat mendukung niat Eli menjadi dokter. “Justru Bapak yang aktif mencari informasi biaya kuliah kepada para petugas kesehatan, kenalan, bahkan kepada kakak kelas saya yang sudah kuliah. Maklum kemampuan kami terbatas sehingga harus benar-benar berhitung,” kata anak bungsu dari dua bersaudara ini. 

Berbekal kegigihan mencari informasi dan didukung prestasi gemilang selama di SMA, Eli lolos mendapatkan beasiswa Bidikmisi saat awal kuliah di FK Unej tahun 2016. Selama sekolah, Eli kerap peringkat pertama secara paralel di sekolahnya.

Ia masuk melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). “Saya berusaha belajar sungguh-sungguh agar bisa memenuhi harapan orang tua. Apalagi di desa saya belum ada yang menjadi dokter,” ujar Eli saat ditanya motivasinya.

BACA JUGA: Pandemi Covid, Mahasiswa Ini Lulus dan Sidang Skripsi Online

Berkuliah dengan beasiswa, Eli tidak menyia-nyiakan kesempatan emas tersebut. Ia senantiasa berusaha membaca catatan kuliah dan buku serta aktif berdiskusi selama di kampus. Eli juga mempunyai kebiasaan khusus yang amat menunjang prestasi akademisnya.

“Saya membiasakan belajar dini hari menjelang salat subuh, karena itu waktu yang sangat pas untuk lebih konsentrasi,” kata Eli.

Saat ini, Eli tinggal menyisakan satu tahap, yakni pendidikan profesi, untuk menjadi dokter umum. “Mohon doanya semoga diberi kelancaran. Setelah nanti menjadi dokter, saya ingin melanjutkan pendidikan lagi untuk menjadi dokter spesialis anak. Mohon doanya ya,” ujar pengagum sosok Cak Nun ini.