
Reporter
ZulafifSabtu, 17 Juli 2021 - 09:40
Editor
Bruriy Susanto
KEKOSONGAN. Sejumlah tabung kosong atau tanpa gas oksigen berjejer di UD Syarifah Gas, Probolinggo. Foto : Zulkiflie.
JATIMNET.COM, Probolinggo - Sejumlah agen penyedia gas oksigen di wilayah Kota Probolinggo, dalam beberapa hari terakhir diketahui mengalami kekosongan stok. Salah satunya, seperti yang terpantau di UD Syarifah Gas yang ada di Jalan KH Abdul Azis, Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran.
Pemilik UD setempat, Bambang menyebut, kekosongan stok gas oksigen di tempatnya, telah terjadi sejak dua hari terakhir. Tingginya permintaan konsumen, diduga jadi penyebab langkanya gas oksigen saat ini.
Bambang mengatakan, kalaupun konsumen bisa menemukan gas oksigen yang dicari, namun harganya sudah melambung dari harga normal. "Naiknya permintaan, ya semenjak warga yang terpapar Covid-19 semakin banyak. Disini yang ada, ya cuman sisa tabungnya saja,"ujar Bambang, Sabtu 17 Juli 2021.
Bambang menjelaskan, jika sebelum adanya Pandemi Covid-19, permintaan oksigen di tempatnya hanya berkisar 10 sampai 20 tabung per hari. Namun lonjakan terjadi, semenjak adanya Pandemi Covid-19, dimana dalam sehari permintaan gas oksigen mencapai 25 sampai 50 tabung. "Kemungkinan baru senin pekan depan, bakal dikirim kembali. Kalo sekarang, stoknya memang sudah kosong," tuturnya.
Baca Juga: Khofifah: Rumah Sakit Harus Jemput Oksigen
Lanjut Bambang, tingginya permintaan akhirnya memicu kenaikan harga gas oksigen per tabungnya. Dimana untuk tabung berukuran 6 meter kubik berisi gas oksigen, yang semula harganya Rp 100 ribu naik menjadi Rp 120 ribu.
"Tabung ukuran satu meter kubik isi gas oksigen pun begitu, yang semula harganya Rp 50 ribu naik menjadi Rp 75 ribu," tukasnya.
Bambang mengaku kewalahan, dengan meningkatnya permintaan gas oksigen saat ini. Namun demikian, ia bakal tetap melayani permintaan, apabila stoknya sudah tersedia nantinya.
“Selama persediaan oksigen ada, masyarakat yang butuh akan kami layani. Utamanya buat mereka, yang sedang menjalani isolasi mandiri,” ujarnya.
Baca Juga: Terus Meningkat, Dua Hari Tembus 200 Lebih Pasien Covid-19 Baru di Probolinggo
Tak hanya itu, Bambang mengaku kalau menggratiskan gas oksigen yang ada, bagi warga kurang mampu yang tengah menjalani Isoman.
Sementara kosongnya stok gas oksigen di pasaran, membuat pelaku usaha pengelasan menjadi kelimpungan. Seperti dialami Hendra, pemilik usaha pengelasan asal Kelurahan Sumbertaman.
Akibat sulitnya menemukan ketersediaan gas oksigen, membuat pekerjaannya menjadi terbengkalai dan molor dari jadwal seharusnya. “Padahal sudah muter-muter cari pengisian oksigen, namun semuanya juga kosong," keluhnya saat ditemui di UD Syarifah.