Rabu, 28 November 2018 11:47 UTC
Caption: Dewi Ratna Sari (23 tahun), pengelola Rumah Cerdas (CERia Disiplin Aktif Solutif)
JATIMNET.COM, Surabaya - Keterbatasan fisik tidak mengurangi semangat Dewi Ratna Sari (23 tahun) dalam membangun Rumah Cerdas (Ceria Disiplin Aktif Solutif) untuk siswa SD maupun SMP.
Rumah Cerdas tersebut menempati kediaman orang tuanya di Petemon Barat, Surabaya. Berdiri sejak 2017 dengan hanya dua siswa, rumah belajar tersebut kini sudah menampung 28 siswa.
Dewi menyisihkan uang sakunya untuk membeli buku, alat tulis, papan dan fasilitas lainnya guna menunjang kegiatan belajar mengajarnya.
Rumah Cerdas yang digagasnya itu merupakan rumah belajar tambahan yang dibuka untuk semua kalangan dengan sistem belajar yang nyaman dan tidak monoton. "Karena rata-rata rumah belajar membutuhkan banyak biaya, saya bertekad untuk membuka tempat les dengan harga terjangkau," katanya.
BACA JUGA: Suparti, Mantan TKI Sukses Bisnis Kacang Tree-G
Dewi juga ingin mengaplikasikan ilmu psikologi pendidikan yang pernah dia peroleh. Menurut Dewi, bagaimana membuat anak betah belajar tanpa terbebani menjadi tantangan bagi dirinya dalam menemukan formula pembelajaran.
Sebagai penyandang disabilitas, Dewi merasa lapangan pekerjaan buat orang seperti dirinya sangat kurang. "Jadilah saya membuka pintu rejeki dan pekerjaan saya sendiri (Rumah Cerdas)," kata Dewi.
Meski pada awalnya hanya dua orang, namun dari mulut ke mulut banyak yang datang kemudian untuk memasukkan anak-anaknya ke Rumah Cerdas.
Dewi meyakini kendati banyak pintu yang tertutup bagi dirinya, tidak membuatnya patah semangat untuk menciptakan peluang kerja buat dirinya sendiri.
Harapannya, Rumah Cerdas yang dikelolanya ini kelak akan berkembang dan mampu membuka lapangan pekerjaan buat orang lain yang membutuhkan. Dia mengatakan metode pembelajaran yang diterapkannya berbeda dari lembaga resmi atau rumah belajar lainnya.
Metode pembelajaran yang diterapkannyan itu membuat anak-anak tetap senang ketika belajar, disiplin, aktif dengan memberi kesempatan untuk maju satu persatu dan mencari solusi untuk permasalahan di sekolah maupun dirumah.
BACA JUGA: Adrianka Berbagi Pengalaman dengan Alumni UK Petra
"Bagi saya, sekolah 12 tahun terlalu menakutkan jika diisi dengan pelajaran penuh, aturan-aturan, masalah di sekolah bahkan dirumah," kata Dewi.
Karena tidak semua siswa mengambil les bersama di Rumah Cerdas, Dewi membagi kelompok kegiatan les menjadi enam kelas. Dari 28 siswa, tiga diantaranya merupakan siswa les privat. Dia mengayuh sepeda ontel dari rumah singgah ke rumah siswa yang berjarak sekitar dua kilometer.
Aktifitas belajar mengajar yang dilakukannya itu dimulai dari pukul 09.00 hingga pukul 21.00. "Hal yang membuat saya bangga ketika siswa saya terpilih mewakili sekolahnya untuk mengikuti cerdas cermat tingkat nasional," kata Dewi. Dia menyebut satu muridnya itu adalah Galih Prasetyo yang mengikuti Olimpiade Sains Nasional bersama Aira dan Zahran.
Kendati tidak meraih juara, Dewi mengatakan hal tersebut tetap menjadi kebanggaan tersendiri. Yang terpenting, kata Dewi, anak didiknya terpilih dan berani bersaing mewakili sekolahnya serta menggunakan ilmunya untuk yang bermanfaat.
