Logo

Kerusuhan di Wamena, Delapan Pengungsi asal Lumajang Pulang Kampung

Reporter:,Editor:

Kamis, 03 October 2019 05:30 UTC

Kerusuhan di Wamena, Delapan Pengungsi asal Lumajang Pulang Kampung

PULANG KAMPUNG. Lilakbar dan Masrifah, pasangan suami istri asal Lumajang yang merantau di Wamena Papua tiba di Lumajang. Foto: Ist

JATIMNET.COM, Lumajang - Delapan perantau asal Lumajang pulang ke kampungnya pasca kerusuhan di Wamena, Papua. Enam di antaranya tiba di kampung halamannya, Kamis 3 Oktober 2019 pagi ini.

Kepala Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial dan Orang Terlantar Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Lumajang, Romawati mengatakan enam perantau tiba di Lumajang setelah diterbangkan dengan pesawat Hercules TNI AU dari Jayapura transit Makassar kemudian mendarat di Lapangan Udara Abdulrachman Saleh Malang, Kamis dini hari.

Enam perantau itu berasal dari Kecamatan Klakah, Pasirian dan Yosowilangun. "Yang dari Pasirian langsung dijemput keluarganya di Malang. Yang lainnya diantar ke Lumajang," kata Romawati kepada Jatimnet.com di kantornya, Kamis pagi ini.

BACA JUGA: 40 Pengungsi Wamena Pulang ke Probolinggo

Romawati mengatakan dua perantau sebelumnya, pasangan suami istri, tiba lebih dulu di Lumajang pada Minggu 29 September 2019. "Mereka diangkut dengan pesawat Hercules dan mendarat di Semarang," katanya.

Dari Semarang, atas inisiatif Gubernur Jawa Tengah, para perantau asal Jawa Timur kemudian dipulangkan ke Surabaya. "Dinsos Jawa Timur kemudian membawanya ke daerah masing-masing di Jawa Timur termasuk dua perantau asal Lumajang itu," kata Romawati menambahkan.

Ia mengatakan para perantau ini mendapatkan santunan Rp 1 Juta setiap kepala keluarga dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Sementara dari Pemkab Lumajang, kata Romawati, masih akan dibahas terlebih dahulu dengan tim anggaran Pemkab Lumajang.

BACA JUGA: Lagi, 121 Pengungsi Asal Wamena Tiba di Jawa Timur

Ia mengatakan kedelapan warga Lumajang ini merupakan korban bencana sosial kerusuhan di Wamena Papua. "Mereka perlu mendapatkan penanganan," ujarnya.

Bagaimana bentuk penanganan terhadap para korban ini, dinas sosial masih akan membahasnya. Romawati mengatakan para perantau ini memang ingin segera pulang ke kampungnya pasca kerusuhan yang terjadi.

"Pasangan suami istri yang tiba pada Minggu kemarin langsung sujud sukur begitu tiba di Lumajang," katanya.

BACA JUGA: Gubernur Jawa Timur Kirim Tim ke Wamena

Para korban, kata Romawati mengaku takut dan trauma dengan kejadian yang menimpa mereka itu. "Karena itu, mereka ingin cepat-cepat pulang ke kampungnya di Lumajang," ujarnya.

Sebagian besar korban ini bekerja sebagai tukang ojek di Wamena. "Bagi yang membawa istrinya merantau mereka sekaligus membuka warung," kata Romawati.

Redaksi telah melakukan penyesuaian pada judul berita ini.