Logo

Kekerasan Perempuan dan Anak di Kota Probolinggo Tinggi, Terdapat 39 Kasus

Dinsos P3A Kota Probolinggo Melakukan Edukasi Siswa Sekolah
Reporter:,Editor:

Sabtu, 26 November 2022 09:00 UTC

Kekerasan Perempuan dan Anak di Kota Probolinggo Tinggi, Terdapat 39 Kasus

Ilustrasi Kekerasan Perempuan dan Anak

JATIMNET.COM, Probolinggo - Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Probolinggo masih tinggi. Berdasarkan data dari Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A), terdapat 28 kasus.

Dimana dari jumlah tersebut merupakan yang ditangani P2TP2A, kemudian juga terdapat 11 kasus, saat ini ditangani Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang terstandarisasi. Dengan tingginya kasus perempuan dan anak tersebut, untuk itu Perlindungan Perempuan dan Pengarusutamaan Hak Anak, Dinsos P3A Kota Probolinggo menggelar sosialisasi dan memberikan edukasi ke pelajar.

Dimana seperti yang dilakukannya sosialisasi dengan mengusung tema " "Kaum Milenial Lindungi Dirimu, Lindungi Sekitarmu", di Puri Manggala Bhakti Kantor Wali Kota Probolinggo, Sabtu 26 November 2022.

"Terdapat 4 macam kategori kekerasan perempuan dan anak yang sering terjadi. Seperti kekerasan seksual, fisik, psikis, dan penelantaran," kata Kabid Perlindungan Perempuan dan Pengarusutamaan Hak Anak, Dinsos P3A Kota Probolinggo, Lucia Aries Yuliyanti

Baca Juga: Kasus Kekerasan Anak di Lamongan Meningkat

Setiap orang, lanjut Lucia, harus mampu menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing, guna mencegah terjadinya kekerasan pada perempuan dan anak. “Jangan sampai menjadi korban, jangan sampai menjadi pelaku dan ketika menyaksikan hal itu (kekerasan) kita semua harus mampu untuk bersuara," katanya.

Acara sosialisasi tersebut, diikuti 130 orang peserta dari perwakilan pelajar SMP/SMA negeri/swasta se-Kota Probolinggo, forum anak, Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dan anak-anak di panti asuhan.

Kepala Dinsos P3A Rey Suwigtyo yang turut hadir dalam sosialisasi menyampaikan, saat ini masalah anak dan perempuan merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan menjadi isu internasional. 

Terkait masalah anak, sebutnya, tidak dipungkiri bahwa masih banyak ditemui kasus eksploitasi anak. Ia meminta agar setiap anak, tidak melakukan hal-hal yang sifatnya bully atau saling gojlok-gojlok (mengolok-olok).

Baca Juga: LPA Menilai Kekerasan Anak di Sekolah Masih Tinggi

"Tolong kalau bisa dikurangi atau kalau bisa ditiadakan. Ini awal secara psikilogis anak, berangkat dari lingkungan. Apabila lingkungan tidak bisa menerima atau lingkungan tidak bisa bersahabat dan lingkungan tidak bisa untuk adaptasi, menjadi awal anak itu melakukan sesuatu di luar kemampuan kita,” ujarnya

Sebagai instansi yang menangani urusan sosial, pemberdayaan perempuan dan anak serta pemberdayaan masyarakat, Tiyok-sapaan akrabnya mengajak peserta yang hadir, sebagai pelopor agen perubahan di sekolah dan di lingkungan masing-masing.

Di kegiatan tersebut sejumlah narasumber yang hadir yakni seperti Satgas Tim PPA Polres Probolinggo Kota, Kasat Binmas AKP Imam Syafi’i membahas penanggulangan kekerasan anak di sekolah, Kanit PPA Bripka Firman Data menjelaskan perlindungan hukum kekerasan pada anak.