Logo

Kedelai Meroket

Reporter:,Editor:

Selasa, 12 January 2021 23:00 UTC

Kedelai Meroket

HARGA KEDELAI: Sejak pandemi Covid-19, harga kedelai di Jawa Timur meroket. Kartunis: Siti

PANDEMI COVID-19 mempengaruhi stok kedelai di Jawa Timur. Apalagi sekarang ini mulai ada pembatasan. Pada Tahun 2020 kedelai defisit sekitar 39 ribu ton. Sementara sepanjang tahun lalu produksinya hanya sebanyak 57.235 ton.

Jawa Timur sendiri, stok kedelai masih bergantung pada impor. Pasalnya, banyak petani menilai tanaman ini membutuhkan ongkos produksi yang cukup tinggi. Sedangkan harga panen kedelai lokal juga tidak terlalu bagus.

"Sehingga petani beralih ke tanaman komoditas lain seperti padi dan jagung," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur Hadi Sulistyo, Minggu 3 Januari 2021.

Terpisah, sejumlah pengrajin tempe menjerit. Sebab, harga kedelai yang menjadi bahan baku dalam beberapa hari terakhir terus meroket. "Harga tempe terus naik, awalnya jadi Rp 7.800. Tak lama kemudian naik lagi dan sekarang sudah diangka Rp 9.500 per kilo," ujar Koordinator Pengrajin Tempe Wonocolo Surabaya, Noto. 

Sekadar diketahui, pengrajin tempe yang terkumpul dalam Sahabat Pengrajin Tempe Pekalongan (SPTP) Indonesia, sempat menghentikan produksi mulai tanggal 1-3 Januri 2021. "Besok kita mulai jualan. Tapi yang pasti kita akan naikkan harga mulai dari 20 sampai 30 persen," kata Noto.