Logo

Kasus DBD Melonjak, Ini yang Dilakukan Pemkab Mojokerto

Reporter:,Editor:

Kamis, 13 January 2022 12:20 UTC

Kasus DBD Melonjak, Ini yang Dilakukan Pemkab Mojokerto

Foging dilakukan di Desa Parengan, Kecamatan Jetis beberapa waktu lalu. Foto : Karin/Dokumen

 

JATIMNET.COM, Mojokerto - Saat ini kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Kabupaten Mojokerto awal tahun 2022 melonjak drastis. Dari delapan kini menjadi 18 kasus, di Kecamatan Jetis hingga menyebabkan satu anak meninggal dunia.

Mengenai hal tersebut, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Ulum Rokhmat mengaku, pihaknya telah mengoptimalkan penanganan kasus DBD yang menerpa sembilan kecamatan tersebut.

Meski sebelumnya sempat terjadi satu kasus kematian seorang anak berumur enam tahun di Desa Parengan, Kecamatan Jetis beberapa waktu lalu. "Kalau status wabah (DBD) belum karena bersamaan perubahan cuaca musim hujan sehingga populasi nyamuknya bangun (Aedes Aegypti)," katanya, Kamis 13 Januari 2022.

Baca Juga: Kasus DBD Melonjak, Tercatat 18 Kasus di 9 Kecamatan, Satu Anak Meninggal

Menurut Ulum, upaya fogging akan dilakukan untuk mencegah penyebaran nyamuk Aedes Aegypti di wilayah yang terjangkit DBD. Di sisi lain, masyarakat diimbau menerapkan 3M+ yaitu menguras, mengubur dan menutup wadah yang berpotensi jadi sarang nyamuk. "Kita perlu meningkatkan kewaspadaan diri terkait diagnosa sehingga jangan sampai ada korban akibat DBD," ujar Ulum.

Sebelumnya, demam berdarah dengue (DBD) mulai merebak di kawasan utara Sungai Brantas, Desa Parengan, Kecamatan, Jetis, Kabupaten Mojokerto. Bahkan, seorang anak berusia enam tahun meninggal dunia pekan lalu.

Korban inisial PTN, 6 tahun diketahui meninggal awal tahun 2022, tepatnya Minggu, 2 Januari lalu. Sedangkan, tujuh anak-anak lainnya dari tiga rukun tetangga di dusun tersebut masih dalam perawatan pihak medis. Baik di bidan setempat maupun rumah sakit yang dirujuk.