Logo

Kasus Covid Meningkat, Pemkab Probolinggo Kembali Menjadikan SMP Sebagai Rumah Isolasi

Reporter:

Rabu, 07 July 2021 03:40 UTC

Kasus Covid Meningkat, Pemkab Probolinggo Kembali Menjadikan SMP Sebagai Rumah Isolasi

Ilustrasi penanganan pasien yang terpapar COVID-19.

JATIMNET.COM, Probolinggo - Kasus sebaran Covid-19 di Kabupaten Probolinggo terus bertambah. Di mana sebaran saat ini, sebanyak 3.602 kasus dengan keterangan 195 kasus aktif masih dirawat dan menjalani isolasi, 3.196 kasus sembuh dan 211 kasus meninggal dunia.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo hingga 06 Juli 2021 bertambah sebanyak 44 kasus sehingga totalnya secara kumulatif mencapai 3.602 kasus. Dengan adanya penambahan 44 kasus harian Covid-19 ini, kini sudah ada 8 kecamatan masuk zona merah. Yakni, Kecamatan Kraksaan, Pajarakan, Gending, Dringu, Tongas, Leces, Banyuanyar dan Tegalsiwalan.

“Penambahan kasus harian tertinggi disumbangkan oleh Kecamatan Leces sebanyak 8 kasus serta penambahan kasus harian tertinggi kedua dan ketiga disumbangkan oleh Kecamatan Banyuanyar sebanyak 6 kasus dan Kecamatan Besuk sebanyak 5 kasus sehingga total kasus secara kumulatif di Kecamatan Leces mencapai 228 kasus, Kecamatan Banyuanyar mencapai 111 kasus dan Kecamatan Besuk mencapai 134 kasus,” kata Juru Bicara Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo dr. Dewi Vironica.

Baca Juga: Dampak PPKM Separuh Karyawan KDS Probolinggo Dirumahkan

Mengaca dari hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Probolinggo menambah rumah isolasi bagi masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19 dalam kategori Orang Tanpa Gejala (OTG). Sebelumnya adalah SMPN 1 Dringu, kali ini Pemkab Probolinggo menjadikan SMPN 1 Pajarakan sebagai tempat rumah isolasi bagi masyarakat. 

“Kami sedang terus berupaya untuk menambah ruang-ruang isolasi terpusat bagi masyarakat dengan posisi Orang Tanpa Gejala (OTG) atau dengan gejala yang sangat ringan yang dimungkinkan untuk tidak perlu terfasilitasi pada layanan kesehatan,” kata Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari.

Menurut Bupati Tantri, untuk di SMPN 1 Pajarakan disiapkan sekitar 8 ruangan yang masing-masing berisi 6 tempat tidur sehingga totalnya mencapai 48 tempat tidur.

“Tetapi kita atau lembaga sekolah ini bersama dengan Puskesmas Pajarakan telah siap manakala ada penambahan lagi. Karena infrastrukturnya masih sangat layak untuk ditambah. Artinya, ruangan-ruangan itu masih banyak yang kosong. Kemudian fasilitas lain seperti kamar mandi dan halaman yang luas sehingga dimungkinkan manakala diperlukan bisa ditambah,” ia menjelaskan.

Baca Juga: Sidak PPKM Darurat, Bupati Probolinggo Masih Jumpai Warga Abai Prokes

Sebenarnya jelas Bupati Tantri, SMPN 1 Dringu siap untuk dilakukan penambahan ruangan. Tetapi pihaknya ingin menyebar kekuatan itu sehingga petugas atau satgas yang ada tidak terlalu kelelahan untuk proses relaksasi. Oleh karenanya dicoba dialihkan beban itu ke beberapa kecamatan lain.

“Beberapa kecamatan yang sudah siap diantaranya Tongas, Sumberasih, Paiton hingga Kraksaan dengan lembaga-lembaganya kita proyeksikan manakala ada kenaikan yang cukup drastis,” tegasnya.

Untuk rumah isolasi di tingkat kecamatan ini tegas Bupati Tantri, pihaknya sudah memerintahkan satgas kecamatan mencoba mencari peluang untuk rumah isolasi di level kecamatan. Namun bukan kemudian melihat per zonasi tetapi pada kesiapan infrastruktur.

“Lembaga sekolah kita pilih karena infrastruktur yang paling siap. Jadi sudah lengkap ada ruangan yang layak, kamar mandi dan toilet, halaman luas untuk olahraga serta lebih mudah mengatur keamanan untuk alur pasien sehingga menjadi pilihan untuk memanfaatkan lembaga sekolah sebagai rumah isolasi,” pungkasnya