Senin, 26 April 2021 03:40 UTC
Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar
JATIMNET.COM, Surabaya - Pelajar SMP di Surabaya yang sekaligus anak dari pengurus Bendahara PWNU Jawa Timur, KH Rasyidi jadi korban salah sasaran usai dipukul sejumlah oknum Linmas saat membubarkan aksi tawuran antar remaja di kawasan Bubutan, Kota Surabaya, Rabu 14 April 2021 dini hari.
Akhirnya sepakat berdamai, itu setelah dilakukan mediasi dengan menghadirkan kedua belah pihak. Artinya, kasusnya telah diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak berlanjut ke ranah hukum.
Bahkan, Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar dan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, turut hadir dalam mediasi penyelesaian kasus ini yang berlangsung di rumah makan kawasan Genteng, Kota Surabaya, Minggu 25 April 2021 malam.
Dalam kesempatan itu, Kepala BPB dan Linmas Kota Surabaya Irvan Widyanto menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada korban beserta keluarganya, baik secara pribadi maupun institusi. Sebagai pemimpin, ia mengakui ada kesalahan prosedur yang dilakukan anggotanya dalam pelaksanaan tugas di lapangan saat peristiwa itu terjadi.
Baca Juga: Anak Pengurus PWNU Jatim Dianiaya Oknum Linmas Surabaya
"Saya atas nama institusi termasuk pribadi dan teman-teman semua saya mohon maaf kepada pihak keluarga. Dan syukur Alhamdulillah dimediasi Pak Kyai Marzuki, tadi pihak keluarga bisa menerima," kata Irvan usai pertemuan itu.
Irvan mengungkapkan bahwa pihak keluarga juga sepakat agar kasus ini selesai dan tidak berlanjut ke ranah hukum. Namun, bagi dia, peristiwa ini tetap menjadi evaluasi pembelajaran ke depannya agar tidak terulang dikemudian hari. "Jadi pihak keluarga semua tadi di hadapan Pak Wali Kota sepakat untuk selesai sampai di sini," ia mengungkapkan.
Di samping itu, Irvan juga menegaskan, tetap memberikan sanksi kepada anggota Linmas yang melakukan kesalahan dalam prosedur di lapangan tersebut. Hal ini sebagaimana telah menjadi konsekuensi bagi setiap anggota Linmas yang melakukan kesalahan selama bertugas.
"Tetap kita sesuai dengan aturan yang ada di Linmas. Pelanggaran-pelanggarannya apa, jelas kita berikan sanksi. Tidak bisa dihindari karena memang salah," ia menegaskan.
Baca Juga: LPSK Proaktif Tawarkan Perlindungan Jurnalis Tempo Korban Penganiayaan di Surabaya
Berkaca dari kejadian ini, sinergitas antara PWNU Jatim dan Linmas Kota Surabaya menjadi semakin erat. Bahkan ke depannya, Irvan berencana menggandeng PWNU Jatim dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan.
"Jadi ada masukan-masukan bahwasanya nanti ada kegiatan-kegiatan soft skill secara keagamaan. Mungkin kita lakukan zikir bersama, istighosah mengundang kyai atau ulama yang ada nanti kita agendakan," ia menuturkan.
Sementara, Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar bersyukur kasus ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak sampai ke ranah hukum. Pihaknya tidak ingin apabila ada masalah yang pada akhirnya mengganggu kerukunan dan keharmonisan warga.
Baca Juga: RSUD dr Soetomo Masih Melakukan Visum Bocah Korban Dugaan Penganiayaan
"Jadi mumpung gurung gede (belum besar) segera diselesaikan. Sehingga ke depan antara NU, antara warga, antara siapa saja yang ada di Surabaya tetap nyaman-nyaman saja," kata KH Marzuki.
Sebagai evaluasi ke depannya, KH Marzuki juga mendorong institusi Linmas agar menerapkan psikotes selama pelaksanaan seleksi anggota. Sebab, hal itu juga menyangkut karakter dan sifat seseorang. Nah, ketika sudah lolos dalam tahap seleksi itu, kemudian dapat diisi dengan pembinaan keagamaan.
"Kami siap, para kiai misalnya dua minggu sekali bareng Linmas gelar zikir, solawatan, sehingga nanti lebih soft. Terus kepada warga yang memang awam, pada akhirnya sifatnya (agar) mengarahkan, menertibkan, membimbing dan seterusnya," ia memungkasi.
