Logo

Kambing di Ponorogo Lahir Hanya Dengan Sepasang Kaki Belakang

Reporter:,Editor:

Rabu, 09 December 2020 03:40 UTC

Kambing di Ponorogo Lahir Hanya Dengan Sepasang Kaki Belakang

KAMBING SATU KAKI: Seekor kambing Jawa di Desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo lahir dengan berkaki dua pada bagian belakang, sedangkan kaki depan hilang sejak lahir. Foto: Gayuh

JATIMNET.COM, Ponorogo – Seekor kambing Jawa di Desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo lahir dengan cacat fisik yakni hanya berkaki dua pada bagian belakang, sedangkan kaki depan hilang sejak lahir.

Pemilik Kambing, Samiyo 65 tahun menuturkan kambing miliknya ini awalnya dibeli dari peternak kambing di pasar Sumoroto sudah dalam keadaan hamil pada Juli lalu. Selama kehamilan hingga melahirkan pada Senin 7 Desember kemarin pukul 15.00 WIB Samiyo melakukan perawatan kambing seperti biasanya.

“Untuk makanan juga saya beri seperti biasanya, dedaunan dan kadang bekatul juga,” tutur Samiyo, Selasa 8 Desember 2020.

Ia pun kaget ketika melihat anak dari kambing ya yang lahir dalam keadaan keadaan tanpa sepasang kaki depan tersebut. Padahal saat itu kambingnya melahirkan dua ekor anak, satu anak jenis kelamin jantan yang lahir terlebih dahulu lahir dalam keadaan fisik utuh, sedangkan kambing betina yang lahir belakangan lahir tanpa kaki depan.

“Kambing ini akan saya rawat, untuk minum susu induknya masih saya bantu dengan cara diangkat,” kata Samiyo.

Anak kambing yang ia namai gluntung ini memang belum bisa berdiri layaknya anak kambing normal. Sehingga untuk berpindah tempat dan membersihkan badan kambing Samiyo lah yang melakukannya. “Akan saya rawat semampu saya, kasian. Kalau pun nanti ada yang menawar nggak saya jual,” ungkap Samiyo. 

Sementara itu, Kasie Kesehatan Hewan dan Masyarakat Venteriner, drh. Wikan Dedi Astuti, menjelaskan jika cacat fisik yang dialami oleh kambing milik Samiyo merupakan kelainan congenital atau cacat lahir. Penyebabnya pun bisa dari banyak faktor, seperti faktor pemberian pakan dan faktor inbreeding.

“Kemungkinan hidup tergantung pemeliharaan dan faktor penyebab serta kesehatan saat lahir, jika pemeliharaan bagus maka kambing akan bisa bertahan hidup seperti kambing normal lainnya meskipun cacat,” pungkas Wikan.