Rabu, 10 February 2021 06:20 UTC
OPOSISI. DPC PDIP Jember menggelar konferensi pers dan siap jadi oposisi setelah calon yang diusung kalah dalam Pilkada 2020, Rabu, 10 Februari 2021. Foto: Faizin Adi
JATIMNET.COM, Jember – Pasca jagonya kalah dalam Pilkada Jember 2020, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyatakan menjadi oposisi. Melalui wakilnya di DPRD Jember, PDIP menyatakan akan menjadi penyeimbang sekaligus kontrol bagi Bupati dan Wakil Bupati Jember terpilih, Hendy Siswanto - KH Muhammad Balya Firjaun Barlaman yang akan dilantik 17 Februari 2021.
“Memang tidak ada istilah oposisi secara resmi di Indonesia. Tetapi kita akan berada di luar pemerintahan. Karena partai politik itu penting, tidak hanya untuk membangun pemerintahan saja, tetapi juga untuk membangun daya kritis masyarakat terhadap pemerintah,” ujar Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPC PDIP Jember Widarto dalam jumpa pers yang digelar di kantor DPC PDIP setempat, Rabu, 10 Februari 2021.
Dalam Pilkada Jember 2020, PDIP berkoalisi dengan PKB dan partai kecil lainnya dan mengusung Abdussalam-Ifan Ariadna Wijaya. Namun perolehan suara pasangan ini paling sedikit dari dua calon lain. Ini menjadi pertama kalinya PDIP kalah dalam Pilkada Jember sejak reformasi bergulir tahun 1999.
BACA JUGA: Pakai Sarung, Bupati dan Wabup Jember Terpilih Hadiri Paripurna DPRD
“Kita sudah punya pengalaman sepuluh tahun menjadi oposisi di tingkat nasional. Yakni ketika SBY menjadi presiden dua kali,” kata Widarto.
Pada Pilkada 2015 lalu, PDIP menjadi pengusung utama pasangan Faida-Abdul Muqit Arief yang kemudian menjadi Bupati dan Wakil Bupati Jember. Namun di tengah perjalanan, hubungan PDIP dengan Faida memburuk.
PDIP juga menjadi salah satu motor utama untuk mengusung Hak Angket yang kemudian berujung pada pemakzulan oleh DPRD Jember kepada Bupati Faida. Namun Mahkamah Agung (MA) menolak keputusan pemakzulan yang diajukan DPRD.
BACA JUGA: Bupati Jember Baru Diharapkan Tidak Anti Kritik
“Sikap kami ini juga menjadi alasan atau bukti sebelumnya bahwa kami kemarin menentang Bupati Faida bukan karena kami tidak mendapat apa-apa. Tetapi karena memang ada sesuatu yang harus dilawan dari Bupati yang kemarin ini,” ujar Widarto.
Sementara itu, Ketua Fraksi PDIP di DPRD Jember, Edi Cahyo Purnomo mengatakan PDIP tidak akan menjadi oposisi yang sekadar berbeda atau menghambat program pemerintah.
“Kita akan mendukung kebijakan Bupati jika berpihak pada rakyat terutama wong cilik (rakyat kecil). Tetapi kita juga akan menentang kebijakan Bupati jika itu merugikan rakyat,” kata Edi.