Logo

Kakao di Madiun Dinyatakan Berkualitas, Tapi Belum Banyak Difermentasi

Reporter:,Editor:

Selasa, 23 March 2021 07:40 UTC

Kakao di Madiun Dinyatakan Berkualitas, Tapi Belum Banyak Difermentasi

Ilustrasi kakao. Foto: Unsplash

JATIMNET.COM, Madiun - Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun berupaya meningkatkan nilai ekonomi komoditas kakao atau biji coklat. Sebab, hingga kini mayoritas petani masih menjual hasil panennya dalam kondisi basah maupun kering tanpa melalui fermentasi.

Padahal, hasil fermentasi kakao asal kabupaten setempat dinyatakan memiliki  kualitas bagus."Berdasarkan hasil uji laboratorium puslit (laboratorium pusat penelitian) kopi dan kakao di Jember, kakao dari sini (yang telah difermentasi) sudah tipe A atau tipe tinggi untuk aromanya," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun Sodiq Heri Purnomo, Selasa 23 Maret 2021.

Selain itu, produksi kakao di Kabupaten Madiun dinyatakannya  cukup tinggi di Jawa Timur. Dalam setahunnya rata-rata mencapai 850 ton. Adapun rinciannya, pada 2018 sebanyak 848, 90 ton, tahun 2019 meningkat menjadi 860, 10 ton dan 2020 sebanyak 881,24 ton.

Baca Juga: OJK Fasilitasi Percepatan Pendanaan 100 Petani Kakao Mojokerto

Hasil panen itu untuk meruoakan budidaya di lahan dengan luas sekitar  4.300 - 4.600 hektare. Lokasinya  tersebar di sejumlah kecamatan, yakni Kare, Dagangan, Gemarang, Dolopo, Pilangkenceng, dan Saradan. ."Yang paling luas lahannya di Kare. Ada 1.500 hektare yang ditanami kakao," ujar mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun itu.

Dari potensi itu, pihak Dinas Pertanian dan Perikanan intens memberikan pelatihan kepada petani untuk melakukan fermentasi kakao. Apabila proses itu telah dilalui, maka nilai jual komoditas perkebunan itu dapat meningkat.

"Harapannya industri kakao dari hulu sampai hilir bisa berlangsung di sini. Maka,butuh kerjasama dengan OPD (organisas perangkat daerah lain), seperti untuk perdagangannya bahkan pariwisaya," ujar Sodiq.