Logo

Jumlah Pekerja Sektor Pertanian di Jatim Terus Menurun

Reporter:,Editor:

Sabtu, 09 November 2019 16:25 UTC

Jumlah Pekerja Sektor Pertanian di Jatim Terus Menurun

PETANI. Seorang petani bawang merah di Mojokerto sedang memanen tanamannya. Foto: Dok/Karina

JATIMNET.COM, Surabaya - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat angka pengangguran tahun 2019 sebesar 3,92 persen, menurun dibanding tahun lalu.

"Ini lebih rendah dibanding pengangguran pada Agustus 2018 yang mencapai 3,99 persen," ujar Kepala BPS Jatim Teguh Pramono, Selasa 5 November 2019.

Berkurangnya angka pengangguran terbuka, lanjut Teguh, disebabkan beberapa faktor. Seperti meningkatnya serapan di sektor akomodasi, makanan dan minuman sebesar 0,58 persen, yakni 133 ribu pada tahun ini. Kemudian transportasi dan pergudangan yang juga meningkat 0,24 persen, menjadi 48 ribu tahun 2019.

BACA JUGA: Pemkab Ponorogo Kaji Terbitkan Perda Atur Pengairan Pertanian

Sementara, sektor pertanian yang menjadi angka terbanyak sumber pekerjaan di Jawa Timur turun tahun ini. Kelompok pertanian, perikanan dan kehutanan turun 1,28 persen. "terjadi pengurangan sebanyak 198 ribu orang," ungkap Teguh.

Data BPS Jawa Timur menyebutkan sepanjang tiga tahun ini jumlah serapan pekerja di sektor pertanian terus menurun. Secara persentase dari jumlah pekerja penduduk Jatim, tahun 2017 sebesar 33,40 persen atau 6,71 juta orang. Menurun tahun 2018 menjadi 32,49 persen atau 6,64 juta orang. Tahun 2019 turun lagi 31,20 persen yakni 6,45 juta orang.

BACA JUGA: APBD 2020 Dibahas, DPRD Jatim Sayangkan Anggaran Alat Pertanian yang Menyusut

Teguh menduga, menurunnya serapan pengangguran di sektor pertanian tahun ini karena faktor kekeringan yang terlalu panjang. "Mungkin banyak sebabnya terutama kalau lihat fenomena alam, banyak petani beralih profesi ke sektor lain," ungkapnya.

Sedangkan dilihat dari pendidikan, SMK masih mendominasi jumlah lulusan yang tidak terserap banyak. Secara persentasenya, SMK menempati urutan tertinggi dengan 8,65 persen. Diikuti SMA dengan persentase 7,07 persen, universitas sebanyak 4,87 persen, SMP 3,40 persen, dan SD 1,54 persen.

"Jadi tingginya persentase lulusan SMK yang masih menganggur barangkali harus diteliti lagi, apakah jurusan sesuai kebutuhan lapangan kerja," katanya.