Sabtu, 02 November 2019 03:04 UTC
Ilustrasi beras dalam gudang Bulog. Foto: Dok
JATIMNET.COM, Jember - Badan Pusat Statistik (BPS) Jember menyebut, inflasi di Jember selama bulan Oktober 2019 masih terkendali. Meski demikian, berbagai pihak diminta mewaspadai pergantian musim, dari kemarau panjang ke musim penghujan pada November ini. Sebab, pergantian musim akan berpengaruh pada komoditas pangan sehingga berpotensi memengaruhi laju inflasi maupun deflasi.
"Bulan depan ini transisi musim, dari kemarau ke musim hujan. Sedangkan komoditas pertanian yang jadi penyumbang inflasi ini cukup rentan terpengaruh perubahan cuaca atau musim," ujar Arif Joko Sutejo, Kepala BPS Jember saat memberikan paparan tentang laju inflasi bulanan Oktober 2019 di kantor BPS Jember pada Jumat, 1 November 2019, petang.
Menanggapi hal tersebut, Makki Febrianto, Wakil Kepala Bulog Sub Divre Jember yang turut hadir dalam acara jumpa pers tersebut menyatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah antisipasi terkait perubahan musim.
BACA JUGA: Terungkap, Perempuan dengan Perut Tertancap Pisau Dibunuh Suaminya
"Salah satu upaya Bulog adalah operasi pasar, yang menyuplai penggilingan dan distributor beras. Tim kami terjun ke lapangan guna menyuplai beras di bawah harga pasar," ujar Makki.
Melalui operasi pasar tersebut, Bulog berharap bisa mengendalikan harga beras di pasar tetap sesuai target. Selain itu, Bulog juga tetap membuka peluang bagi mitra dan kelompok tani yang ingin menjual berasnya kepada Bulog.
BACA JUGA: Tak Didukung Pemkab, Atlet Difabel Jember Raih Emas di Kejurnas Surakarta
"Data kami, meski ada beberapa wilayah yang panen, tetapi harga gabahnya masih tinggi. Tapi Bulog masih tetap berupaya menyerap, meski tidak sebesar ketika panen raya pada April dan Mei kemarin," papar Makki.
Sayangnya, dalam pemaparan yang juga dihadiri perwakilan Bank Indonesia (BI) Jember, tidak tampak perwakilan dari Dinas Pertanian Jember atau SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) di bawah Pemkab Jember yang terkait dengan pangan.
