Rabu, 28 August 2019 06:15 UTC
KERJA SAMA. Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins dan Gubernur Jawa Timur menandatangani MoU kerjasama di bidang pendidikan, industri, dan pengolahan limba B3. Foto: Baehaqi
JATIMNET.COM, Surabaya - Duta Besar Inggris untuk Indonesia yang baru, Owen Jenkins, melanjutkan program yang sebelumnya diawali oleh dubes sebelumnya, Moazzam Malik.
Dua agenda penting yang dibahas dalam pertemuan antara Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dengan Dubes Owen, soal pendidikan, industri, dan pengolahan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Beberapa item sudah diikuti dengan penandatangangan Nota Kesepahaman (MoU).
BACA JUGA: Pemkot Surabaya Berencana Bangun Penampungan Limbah B3 di Romokalisari
Owen melihat potensi kerjasama antara Jawa Timur dan Inggris sangat banyak. Ia mencatat ada beberapa perusahaan atau investor yang tertarik berinvestasi di Jawa Timur, terutama di bidang energi dan pengolahan limbah B3.
"Soal penanganan limbah beracun ini juga menjadi perhatian para ahli di Inggris, jadi kami harap kerjasama ini dapat meningkatkan kualitas hidup manusia," ujar Owen dalam keterangan resmi yang diterima Jatimnet.com, Rabu 28 Agustus 2019.
Sedangkan di bidang pendidikan, lanjut Owen, ada beberapa universitas di Inggris yang tertarik bekerjasama dengan perguruan tinggi di Indonesia. Salah satunya tentang pendidikan teknik di Jawa Timur.
BACA JUGA: 65 Peti Kemas Berisi Limbah B3 Segera Diinvestigasi
Dirinya berharap penandatanganan kerjasama ini akan menjadi awal dari banyak kerjasama yang akan terjalin.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah berharap kerjasama pendidikan vokasi antara ITS dengan The Welding Institut (perusahaan penelitian di Inggris) akan memberikan tambahan keterampilan bagi anak muda di Jawa Timur.
"Sehingga mereka memiliki skill dan kualifikasi seperti yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri," kata Khofifah.
Sementara itu di bidang investasi dan perdagangan, mantan menteri sosial itu mengaku mengundang para investor Inggris untuk bisa berinvestasi di Jatim. Terlebih 29,4 persen PDRB Jatim ditumpu dari sektor industri.
BACA JUGA: Pemprov Tegaskan Belum Ada Investasi Asing Soal Limbah B3
"Kami punya banyak kawasan industri di antaranya Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) sebagai kawasan industri terintegrasi. Selain itu kami juga sudah memiliki Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) serta Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER). Untuk itu kami mengundang para investor untuk berinvestasi di Jatim," urainya.
Di bidang industri ini, Khofifah menyampaikan, Inggris menyiapkan Rp 50 triliun untuk investasi di Indonesia. Sebagian dari investasi tersebut untuk proyek tambahan Light Rail Transit (LRT) di Jakarta, Jawa Barat dan ia berharap juga ke Jawa Timur.
Selain itu, menurut Khofifah, Dubes Inggris juga tertarik untuk berinvestasi solar panel dan pengolahan sampah plastik menjadi energi listrik. "Ini menjadi salah satu solusi dari masalah sampah plastik di Jatim. Mereka juga akan menyiapkan energi terbarukan di Jatim melalui solar panel," bebernya.