Jumat, 20 November 2020 05:00 UTC
KOPI BONDOWO: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memegang dan langsung melihat biji kopi saat mengunjungi UKM produksi Kopi Ya Hala, Kabupaten Bondowoso, Senin 16 November 2020. Foto: Snapshot instagram.com @khofifah.ip
JATIMNET.COM, Surabaya - Komoditas kopi Jawa Timur mulai kembali merambah pasar Jepang. Ekspor kopi seberat 19 ton diberangkatkan ke Yokohama Jepang, Kamis 19 November 2020.
Ketua Gabungan Pengusaha Ekspor-Impor (GPEI) Jawa Timur, Isdarmawan Asrikan mengaku bersyukur bisa kembali ekspor ke Jepang. Sejak angka Covid-19 secara global mengalami penurunan sejumlah negara mulai membuka kran perdagangan internasionalnya.
Tentunya kondisi ini membangkitkan asa petani kopi. Sebab, selama ini Jepang menjadi pasar ekspor kopi terbesar Jawa Timur selain Amerika Serikat. "Untuk sementara Amerika belum boleh," ujar Isdarmawan, usai melepas ekspor kopi Jatim dalam acara Indonesian Product Expo (INAPRO) 2020 di Grand City, Surabaya, Kamis 19 November 2020.
BACA JUGA: Potensi Kopi Bondowoso Tak Kalah dengan Daerah Lain
Wakil Ketua Bidang Industri dan UMKM GPEI Jatim, Wahyu Kusumo Hadi mengatakan, ekspor kopi sudah mulai rutin dilakukan Jatim. Bahkan hampir setiap bulan usai beberapa negara telah membuka akses masuknya.
Pihaknya optimis angka ekspo Jatim terus meningkat seiring dengan dibukanya kembali pintu ekspor. Mengingat sejumlah negara membutuhkan beberapa komoditas dari Indonesia.
Sementara data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor dari Jatim pada Oktober 2020 mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Dari USD 1,58 miliar menjadi USD 1,59 miliar.
BACA JUGA: Permintaan Turun Akibat Covid-19, Harga Biji Kopi Anjlok 40 Persen
"Bila dibandingkan bulan sebelumnya, ekspor sektor nonmigas mengalami peningkatan sebesar 0,72 persen, yaitu dari USD 1,52 miliar menjadi USD 1,53 miliar," kata Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan.
Nilai ekspor sektor non migas menyumbang sebesar 96,50 persen dari total ekspor pada Oktober 2020. Sedangkan dibanding Oktober 2019, nilai ekspor sektor non migas justru mengalami penurunan sebesar 4,04 persen.
Sementara untuk nilai ekspor sektor migas pada Oktober 2020 mengalami penurunan sebesar 8,28 persen dibandingkan bulan sebelumnya.