Logo

Insentif Naik Rp 800 per Bulan, Hafiz Akan Jadi Imam Masjid dan Musala

Reporter:,Editor:

Rabu, 15 December 2021 23:00 UTC

Insentif Naik Rp 800 per Bulan, Hafiz Akan Jadi Imam Masjid dan Musala

Insentif para penghafal Alquran atau hafiz/hafizah telah diberikan. Pemberian insentif bagi para hafidz/hafidzah ini merupakan salah satu pesan dari para kiai dan ulama

JATIMNET.COM, Surabaya - Insentif para penghafal Alquran atau hafiz/hafizah telah diberikan. Pemberian insentif bagi para hafidz/hafidzah ini merupakan salah satu pesan dari para kiai dan ulama.

Untuk itu pesan tersebut langsung dilaksanakan pada pertengahan 2021, tepatnya setelah ada perubahan anggaran atau PAPBD 2021. Dan insentifnya di tahun 2022 juga naik. Jika pada 2021 sebesar Rp 600 ribu per bulan, pada 2022 naik menjadi Rp 800 ribu per bulan.

"Nanti untuk para hafidz saya minta untuk menjadi imam salat di masjid dan mushola di kampung-kampung. Harapan saya, dengan adanya doa dari para kiai, doa para hafidz di setiap masjid dan musholla akan mendapat berkah dari Allah SWT," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Pemberian insentif ini tidak hanya diberikan kepada para penghafal Alquran saja. Tapi juga diberikan bagi semua penghafal kitab suci. Harapannya akan banyak lagi warga Surabaya yang ingin menghafal kitab suci.

Baca Juga: Rasa Haru Kapolresta Probolinggo Temui Balita Yatim Piatu akibat Covid

Lebih lanjut, ke depan Eri berencana akan menggelar acara istighosah di setiap kelurahan secara serentak. "Nanti saat istighosah itu dihadiri para kiai dan ulama. Doa bersama dengan istighosah di setiap kelurahan. Saya yakin dengan doa-doa itu, Surabaya akan menjadi lebih adem. Penyakit-penyakit akan hilang," ia menandaskan.

Sementara Rais Syuriah PCNU Surabaya KH Mas Sulaiman mengatakan sebagai pengurus PCNU Surabaya pihaknya sangat gembira dengan pemberian insentif bagi para hafiz/hafizah.

Selain memberikan insentif kepada hafidz/hafidzah, ia berharap agar guru-guru di pondok pesantren khususnya guru-guru madin juga diperhatikan. Sebab selama ini belum ada perhatian dari pemerintah seperti pemberian insentif untuk para guru madin.

“Untuk guru TPQ sudah ada pemberian insentif. Harapan saya, para guru diniyah ini juga mendapat insentif. Kita harus mengambil langkah maksimal, jangan setengah-setengah. Kami para kiai dan ulama siap mendukung,” kata KH Mas Sulaiman.

Baca Juga: Jaring Anggota Polri Baru, Polres Probolinggo Sasar Ponpes

Sedangkan Ketua Tanfidziyah PCNU Surabaya KH Ahmad Muhibbin Zuhri mengatakan kemajuan kota yang dibangun pemerintah seperti infrastruktur dan fasilitas umum yang terus diperbaiki tujuannya adalah untuk membahagiakan warganya. Namun kebahagiaan itu letaknya ada dirasa, sehingga hal itu bukan paripurna.

Untuk itu perlu ditopang dengan pendekatan spiritual keagamaan dan moral yang harus dikuatkan. Ulama dan kiai siap mendukung dan mendorong dengan berkolaborasi dengan pemerintah untuk mewujudkan kesuksesan secara spiritual itu.

“Banyak cara untuk mendorong peningkatan spiritual dan keagamaan itu. Salah satunya dengan pemberian insentif para hafidz dan hafidzah. Alhamdulillah,” kata KH Ahmad Muhibbin Zuhri. Terkait rencana menempatkan para hafidz menjadi imam di masjid dan musholla, KH Muhibbin juga mendukung.

“Ini adalah sebuah langkah kemajuan untuk menambah kualitas peribadatan, dalam rangka memakmurkan masjid dan musholla. Saya mendukung rencana ini,” ia menandaskan.