Logo

Inikah Tujuh Sosok Pengganti Bupati Banyuwangi?

Reporter:,Editor:

Selasa, 31 December 2019 04:48 UTC

Inikah Tujuh Sosok Pengganti Bupati Banyuwangi?

BEREBUT TAHTA. Ketua DPC PKB Banyuwangi Joni Subagio (kiri), Ali Ruchi dan Purnomo (kanan) yang berupaya mencalonkan diri dalam Pilkada Banyuwangi 2020. Foto : Ahmad Suudi

JATIMNET.COM, Banyuwangi – Sederet nama muncul dalam dialog publik berjudul “Dasawarsa Kepemimpinan Bupati Banyuwangi dan Selanjutnya”' yang diselenggarakan Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Banyuwangi.

Pertemuan yang mereka susun sebagai forum ilmiah dengan mendatangkan tujuh tokoh yang tengah mencalonkan diri dalam Pilkada Banyuwangi 2020 itu, dilaksanakan di Balai Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, Senin 30 Desember 2019.

Kepada Jatimnet, Ketua IKA PMII Banyuwangi Syamsul Arifin mengatakan pihaknya berupaya menfasilitasi tujuh bakal calon bupati Banyuwangi, untuk menyampaikan visi dan misinya. Nama-nama itu ialah Nihayatul Wafiroh, Joni Subagio, Ahmad Munib Syafaat, Mamulah Harum, Sumail Abdillah, Ali Ruchi dan Purnomo yang maju secara independen.

“Kami hanya memfasilitasi, artinya IKA PMII memberikan porsi yang sama kepada semuanya. Kalau urusan layak (memimpin Banyuwangi) atau tidak itu masyarakat, kami hanya menfasilitasi,” kata Syamsul.

BACA JUGA: Mendaras Babad, Membabat Politik Identitas

Dia menjelaskan pihaknya tidak sedang mendukung pihak manapun dan hanya berupaya memfasilitasi agar mereka mulai dikenal. Pihaknya melihat tujuh kandidat tersebut tengah mencari tiket untuk mencalonkan diri, dengan berkomunikasi pada masyarakat maupun partai politik calon pengusung.

Beberapa nama yang muncul belum disebut di sana seperti dr Taufik Hidayat dan Ahmad Yazid yang keduanya telah mendaftar melalui DPC PKB Banyuwangi. Syamsul mengatakan adanya bakal calon bupati yang belum disebut di sana, semata-mata karena keterbatasan panitia dalam mengundang pembicara.

“Kami berharap semuanya bisa diundang. Karena keterabatasan panitia saja, hanya itu (tujuh) yang terjangkau. Siapapun bisa melakukan acara yang lebih besar dari, dan lebih banyak yang datang, jadi diperluas,” kata dia.

BACA JUGA: Pemuda Banyuwangi Belajar Memasak Makanan Ritual

Ali Ruchi yang hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan, pihaknya akan meneruskan program Smart Kampung yang digagas bupati sebelumnya menjadi Smart RT untuk melayani surat-surat kependudukan warga.

Dia menilai potensi-potensi Ketua RT belum tergarap dengan baik dalam hal pendataan warga yang belum ber-KTP, dan masyarakat kecil cenderung tidak memiliki waktu untuk mengikuti berbagai tahap pengurusan KTP karena harus terus bekerja.

“Karena banyak warga yang bekerja, sehingga tidak bisa mengurus KTP. Ke depan bisa membangun pelayanan pengurusan KTP di acara tahlilan atau yasinan warga,” Ali menjelaskan.

BACA JUGA: Komunitas Banyuwangi Berkebun Reboisasi dengan 1.000 Bibit Sawo Kecik

Sementara Purnomo mengatakan pembangunan pariwisata di Banyuwangi tumbuh bagus. Namun manfaatnya belum dirasakan masyarakat luas.

Pihaknya berupaya agar masyarakat mendapatkan manfaat lebih banyak dari sektor pariwisata dan mengembangkan sektor pertanian. Sebab 70 persen wilayah Banyuwangi adalah perdesaan.

“Bukan pertumbuhan ekonomi yang eksklusif yang dibutuhkan. Masyarakat itu butuh pemerataan (ekonomi). Misalnya di selatan tentang embung (yang kurang), di barat tentang perkopian. Bupati ke depan harus memeratakan ekonomi rakyat,” kata Purnomo.

Selain keduanya, hadir dalam dialog itu Joni Subagio selaku Ketua DPC PKB Banyuwangi yang juga mengaku siap diusung sebagai calon bupati. Sementara empat nama lain tidak hadir sampai acara dialog selesai.