Jumat, 27 July 2018 13:34 UTC
Ilustrasi Proses Gerhana Bulan Total
JATIMNET.COM – Sabtu, 28 Juli 2018, dinihari akan terjadi fenomena alam langka, banyak ditunggu masyarakat. Karena di waktu tersebut telah terjadi Gerhana Bulan Total (GBT) yang mempunyai kurun waktu lama di abad 21 sekarang ini.
Kepala Stasiun Geofisika Karangkates Malang, Musripan mengatakan, gerhana bulan total ini memasuki fase totalitas dan terlama, yakni mencapai 103 menit. “Totalitas GBT ini mencapai 103 menit, dan ini merupakan yang terlama hingga lebih dari 100 tahun ke depan,” kata Musripan, saat dihubungi JATIMNET.COM, Jumat, 27 juli 2018.
Menurut dia, GBT yang akan datang itu mempunyai fase totalitas lebih lama adalah GBT 9 Juni 2123 dengan mencapai 106 menit. Sayangnya gerhana tersebut tidak teramati dari Indonesia.
Adapun GBT dengan fase totalitas diamati dari Indonesia adalah GBT 19 Juni 2141 mencapai 106 menit. “Mengingat peristiwa GBT 28 Juli 2018 merupakan peristiwa langka dan terkait tugas pokok BMKG, maka BMKG Karangkates Malang akan melakukan pengamatan,” ujar dia.
Proses GBT 28 Juli 2018 dimulai ketika piringan Bulan mulai memasuki penumbra Bumi pukul 00.13 WIB. Setelah itu, kecerlangan Bulan lebih redup dibandingkan dengan kecerlangannya sebelum gerhana.
“Perubahan kecerlangan ini tidak dapat dideteksi oleh mata tanpa alat. Hanya dapat dideteksi dari hasil perbandingan perekaman antara sebelum gerhana dan setelah gerhana,” ujar Musripan.
Ketika piringan bulan memasuki umbra Bumi pukul 01.24 WIB, fase gerhana sebagian dimulai. Hal ini ditandai dengan sedikit lebih gelapnya bagian bulan yang mulai memasuki umbra Bumi.
“Semakin lama maka bagian gelap ini semakin besar, hingga akhirnya seluruh piringan Bulan memasuki umbra Bumi pukul 02.30 WIB. Sejak itu, bagian Bulan memerah dan mencapai puncak merah yang merupakan saat puncak gerhana pada pukul 03.22 WIB,” ungkap dia.
Memerahnya piringan Bulan ini, karena cahaya Matahari dihamburkan atmosfer Bumi, selanjutnya bagian cahaya merahnya diteruskan sampai Bulan. Kemudian, karena itu fase totalitas, Gerhana Bulan Total akan berwarna kemerahan.
“Peristiwa memerahnya piringan Bulan saat fase totalitas ini berakhir pukul 04.13 WIB ketika piringan Bulan memasuki penumbra Bumi. Sejak itu, piringan Bulan terlihat gelap kembali plus adanya bagian terang pada piringan Bulan, yang menandakan peristiwa gerhana Bulan sebagian kembali terjadi.
Seiring waktu bagian terang semakin besar hingga akhirnya seluruh piringan Bulan meninggalkan umbra Bumi pukul 05.19 WIB. Saat itu Bulan berada di bagian penumbra Bumi, sehingga peristiwa gerhana Bulan penumbra kembali terjadi.
“Kini Bulan semakin cerlang (cahaya terang), meskipun kurang cerlang dibandingkan purnama biasa hingga gerhana selesai pukul 06.30 WIB saat Bulan meninggalkan penumbra Bumi.
Musripan sendiri mengaku, saat terjadinya Gerhana Bulan Total, tidak berdampak signifikan apapun, termasuk mengenai cuaca. Kebetulan saja, sekarang ini memang cuacanya sedang ekstrim, gelombang tinggi laut dari Rabu, 26 Juli 2018 hingga Minggu, 29 Juli 2018 mendatang itu mencapai 4-6 meter.
“Kalau terjadi Gerhana Bulan, biasanya itu ikan pasti tidak banyak. Tapi, wallahu alam saja, secara teori kalau dengan kondisi gelap, nelayan melaut mencari ikan dengan modalkan lampu ikannya itu pasti akan berkumpul. Karena ikan mencari titik cahaya saat kondisi gelap. Tetapi itu tidak mungkin, karena gelombang sekarang kan 4-6 meter,” katanya.