Minggu, 23 January 2022 23:00 UTC
Dua kubu warga yang berkonflik, akhirnya damai disaksikan Forkopimka Mayangan, Minggu 23 Januari 2022. Foto : Zulkiflie.
JATIMNET.COM, Probolinggo - Konflik antar warga di salah satu gang perkampungan Kota Probolinggo, berujung aksi pembangunan pagar tembok sebagai pembatas antar rumah, akhirnya mereda. Informasi itu, disampaikan Plt Camat Mayangan, Muhammad Abbas.
Menurut Abbas, pihaknya telah mengumpulkan warga yang berada di Gang Kusuma Bakti, Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan itu hingga terjadi kesepakatan. "Sudah kami kumpulkan di rumah ketua RW setempat, dimana masalah yang terjadi diselesaikan dan tidak diperpanjang,"kata Abbas, Minggu 23 Januari 2022.
Abbas menyampaikan, konflik antar warga RT 02 dan RT 03 pada RW 06 tersebut, telah berakhir damai dan disepakati pagar tembok pembatas yang dibangun bakal dibongkar Senin 24 Januari 2022. "Hari senin besok dibongkarnya, nantinya dilakukan bersama warga sekitar. Sehingga jalan yang ada, bisa kembali dilewati warga," tuturnya.
Menurut Abbas, konflik antar warga sampai terjadi, lantaran dipicu genangan air yang kerap muncul di Gang Kusuma Bakti, selepas hujan deras mengguyur wilayah setempat. Oleh karenanya, guna mencarikan solusinya nantinya bakal dibangunkan saluran air di daerah setempat.
Baca Juga: Warga Pasuruan Surati Presiden Agar Tuntaskan Konflik Lahan Puslatpur Marinir
Dan hal tersebut, telah disampaikannya ke warga yang tinggal di Gang Kusuma Bakti. "Sudah kami jelaskan juga, rencana pembangunan saluran air itu," Abbas memungkasi.
Diberitakan sebelumnya, gara-gara dipicu selisih paham antar warga, pembangunan pagar tembok di sebuah gang dipilih warga setempat, guna menyelesaikan perselisihan yang terjadi. Akibat pembangunan pagar tersebut, sejumlah warga yang berselisih, akses jalan depan rumahnya akhirnya sama-sama terisolir.
Kondisi tak nyaman itu, terjadi di perkampungan warga yang tinggal di Gang Kusuma Bakti, Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo.
Informasi dihimpun, perselisihan bermula sewaktu warga mencari solusi penanganan genangan air yang kerapa melanda perkampungan setempat. Disitu warga muncul inisiatif membuat saluran air , di depan rumah warga berinisial H-N.
Hanya saja, sewaktu warga minta ijin kepada H-N, nyatanya inisiatif warga itu ditolak. Lantaran tak tercapai kesepakatan, warga yang kesal akhirnya memilih membangun pagar tembok setinggi 2 meter.