Jumat, 17 January 2020 08:25 UTC
MESIN POMPA: Untuk mengantisipasi banjir di Kota Surabaya, Dinas PUBMP mengoptimalkan 204 pompa penyedot air di 59 titik. Foto: Restu
JATIMNET.COM, Surabaya - Hujan deras yang mengguyur Kota Surabaya, Rabu 15 Januari 2020 sore, sempat mengakibatkan genangan di beberapa lokasi. Namun, dalam waktu sekitar dua jam, genangan air sudah surut. Hal ini tak lepas dari berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam persiapan menghadapi musim penghujan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya, Erna Purnawati, mengatakan ada berbagai upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi banjir. Salah satunya memastikan 204 pompa penyedot air yang berada di 59 titik rumah pompa dalam kondisi baik.
"Kalau terkait sarana prasarana di Surabaya, semua kondisinya siap. Apalagi sama Ibu Wali Kota pompanya juga sudah diganti yang besar-besar (kapasitasnya), sehingga air surutnya cepat,” kata Erna saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis, 16 Januari 2020.
BACA JUGA: Strategi Risma Hadapi Cuaca Ekstrem, Dirikan Posko hingga Pasang Kamera Pemantau
Disamping itu, kata Erna, rumah pompa tersebut juga didukung genset. Hal ini untuk mengantisipasi ketika terjadi listrik padam, rumah pompa itu masih dapat bekerja dengan tenaga genset. Setidaknya, ada 111 genset yang telah disiapkan pemkot untuk mendukung kinerja rumah-rumah pompa tersebut.
"Sebagus apapun pompa kita, kalau listriknya mati misal dalam 10 menit saja, maka air pasti sudah langsung naik (meluap). Nah, itu sudah diantisipasi juga oleh Ibu Wali Kota dengan pengadaan genset,” ujarnya.
Namun Erna mengingatkan sebagus-bagusnya infrastruktur pencegah banjir jika tidak diimbangi dengan kesadaran masyarakat dalam membuang sampah, maka infrastruktur yang sudah tersedia akan percuma. Selain sampah, dedaunan yang tidak rutin dibersihkan juga bisa menyumbat saluran air sehingga bisa memicu genangan air atau banjir yang bisa meluap ke jalan.
“Kadang ketika hujan disertai angin, ada dedaunan atau apa-apa (sampah) itu menutup saluran. Sehingga air tidak bisa masuk ke box culvert (kotak saluran),” ungkapnya.
BACA JUGA: Pemkot Surabaya Manfaatkan Daun dan Batang Pohon untuk Kompos dan Mebel
Faktor tersebut yang menyebabkan genangan air di kawasan Ruko Darmo Park II Jalan Mayjend Sungkono, Surabaya, Rabu sore. Selain saluran yang kondisinya kecil, beberapa dedaunan juga terlihat menyumbat sehingga mengakibatkan air meluap ke jalan. Namun, karena sigapnya petugas dari instansi terkait, dalam waktu sekitar dua jam langsung genangan air surut.
Menurut Erna, saluran di kawasan setempat tidak mampu menampung tingginya debit air hujan. Sejak tahun 2017, pihaknya sudah berencana untuk memasang box culvert di kawasan itu, namun terkendala dengan perizinan dari pihak pengembang.
"Mulai tahun 2017 itu waktu kami bangun pedestrian, kami minta izin ke pihak pengembang untuk membongkar pagarnya agar box culvert besar bisa masuk, supaya tidak tergenang. Tapi mereka tidak mau. Padahal nanti kalau pekerjaan selesai, kami rekondisi (perbaiki pagarnya),” kata Erna.
BACA JUGA: Banjir Surabaya Menjadi Trending, Netizen Membandingkan Dengan DKI Jakarta
Apalagi di kawasan ruko setempat lahanyya lebih rendah dari jalan raya. Karena itu dibutuhkan box culvert berkapasitas besar di kedua sisi jalan agar mampu menampung debit air hujan di atas rata-rata. Erna memastikan akan berkomunikasi kembali dengan pihak pengembang supaya kawasan setempat bisa dipasang box culvert.
"Tempatnya dia (ruko) memang lebih rendah, di bawahnya jalan. Tapi kalau dibangun saluran (box culvert) yang besar, Insya Allah tidak banjir lagi,” katanya.