Jumat, 22 November 2019 12:03 UTC
POSITIF. OJK Regional 4 Jawa Timur menyatakan pendapatan premi asuransi pada triwulan ketiga naik 2,69 persen. Foto: Dok Jatimnet.com.
JATIMNET.COM, Surabaya – Kinerja industri jasa keuangan di Jawa Timur sampai dengan triwulan tiga Tahun 2019 menunjukan kinerja yang positif. Hal ini tercermin dari penyaluran kredit yang naik 5,79 persen, dana pihak ketiga naik 8,76 persen, dan total aset bank meningkat 8,45 persen.
“Intermediasi perbankan juga cukup baik dengan LDR sebesar 84,40 persen dengan NPL yang masih terjaga sebesar 3,56 persen,” kata Kepala OJK Regional 4 Jawa Timur, Heru Cahyono dalam keterangan resminya, Jumat 22 November 2019.
Dalam rilis tersebut, Heru juga menunjukkan kinerja pasar modal yang positif. Ini terlihat pada peningkatan jumlah investor saham sebesar 38,99 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan nasional yang hanya sebesar 34,11 persen.
“Jumlah investor saham di Jawa Timur sebesar 12,89 persen dari total investor saham secara nasional,” ungkapnya.
BACA JUGA: OJK Fasilitasi Percepatan Pendanaan 100 Petani Kakao Mojokerto
Kinerja sektor perbankan yang membaik ini juga ditunjukkan oleh industri keuangan lainnya. Sektor asuransi misalnya, OJK Regional 4 Jawa Timur mencatat pendapatan premi asuransi tumbuh 2,69 persen. Sedangkan piutang perusahaan pembiayaan tumbuh 4,62 persen, dengan NPF yang terjaga pada poin 1,85 persen.
Selain itu perkembangan Dana Pensiun juga menunjukkan tren positif. Pertumbuhan aset bersih serta investasi masing-masing sebesar 12,58 persen dan 12,01 persen.
Lebih lanjut Heru menjelaskan, OJK Regional 4 Jawa Timur telah melakukan upaya yang masif dan intensif untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan. Di antaranya melalui fungsi edukasi dan perlindungan konsumen, serta optimalisasi Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).
“Edukasi kepada masyarakat dilaksanakan melalui 142 kegiatan sosialisasi dengan peserta edukasi sebanyak 24.145 peserta yang terdiri dari berbagai profesi, pelaku UMKM, pegawai, pelajar, akademisi dan ibu rumah tangga,” ungkapnya.
BACA JUGA: Kebijakan Kliring Diperbarui, BI Jatim Optimis Dongkrak Ekonomi Masyarakat
Peningkatan inklusi sampai dengan triwulan tiga tahun 2019 telah dilakukan beberapa cara. Seperti, pendirian 15 LKMS Bank Wakaf Mikro di sejumlah lokasi pondok pesantren.
“Ini bertujuan untuk memberdayakan ekonomi masyarakat miskin di sekitar pondok pesantren dan mengurangi ketergantungan masyarakat pada rentenir,” Heru menjelaskan.
Selain itu, Perluasan Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Program LAKU PANDAI) terus ditingkatkan. Pihaknya mengklaim program ini meningkat sebesar 53,84 persen dengan jumlah agen sebanyak 204.087 agen.
“Ketiga peningkatan pemberdayaan UMKM melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai Rp 17,9 trilliun, dan merupakan peringkat ke dua terbesar dalam penyaluran KUR secara nasional dengan NPL hanya sebesar 0,02 persen,” tandasnya.
