Logo

Indonesia Berpeluang Rebut Pangsa Pasar Teh Cina di Amerika Serikat

Reporter:

Selasa, 18 June 2019 11:04 UTC

Indonesia Berpeluang Rebut Pangsa Pasar Teh Cina di Amerika Serikat

Ilustrasi

JATIMNET.COM, Jakarta - Teh hijau dan teh hitam Cina kemungkinan besar akan dikenakan tarif 25 persen sebagai dampak perang dagang antara Amerika Serikat-Cina. Hal ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk merebut pangsa pasar teh Cina di Amerika Serikat.

Pangsa pasar itu untuk produk kemasan di bawah 3 kilogram. Artinya, Indonesia berpeluang meningkatkan ekspor teh di tengah perang dagang antara negara Paman Sam dan Tirai bambu itu.

BACA JUGA: Amankah Teh Mutiara untuk Pencernaan?

Hal ini dikatakan Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles Antonius Budiman. Peluang meningkatkan ekspor teh ke Amerika ini salah satu melalui pameran World Tea Expo (WTE) 2019 yang baru-baru ini digelar di Las Vegas, Amerika Serikat, pada 11-13 Juni 2019.

Indonesia meraih potensi transaksi sebesar USD 529 ribu dalam pameran tersebut dan diprediksi akan meningkat. "Perang dagang AS-China merupakan momentum yang memberikan peluang lebih besar bagi para produsen teh seluruh dunia, termasuk Indonesia," kata Antonius dalam siaran pers yang diterima Jatimnet.com, Selasa 16 Juni 2019.

Pameran kali ini diikuti 260 peserta pameran (eksportir dan label privat) dari 22 negara dan dihadiri 100 ribu buyer yang terdiri atas distributor, peritel, pemilik kedai teh, pemilik restoran, pemasok jasa makanan/restoran.

BACA JUGA: Teh Daun Kedondong Temuan Mahasiswa Malang Berkhasiat Cegah Kolesterol

Dalam pameran ini Paviliun Indonesia mendapatkan lokasi strategis, yaitu di depan pintu masuk pameran. Hal ini memberikan keuntungan tersendiri, yaitu bisa mendapatkan eksposur yang tinggi terhadap para pembeli. Beberapa paviliun negara selain Indonesia adalah Cina, Sri Lanka, India, Jepang, Taiwan, Inggris, dan Kanada.

Paviliun Indonesia menampilkan tujuh perusahaan, untuk kategori produk teh dan minuman herbal terdiri dari lima perusahaan yaitu Harendong Tea Estate, PT Bukit Sari, PT Kepala Djenggot, Mustika Ratu, dan Rowadu.