Logo

Imbas Penutupan Wisata, Hotel dan Restoran di Bromo Sepi Tamu

Reporter:,Editor:

Sabtu, 15 May 2021 09:00 UTC

Imbas Penutupan Wisata, Hotel dan Restoran di Bromo Sepi Tamu

OKUPANSI SEPI. Kondisi salah satu hotel di kawasan wisata Gunung Bromo, saat libur lebaran Hari Raya Idulfitri 1 Syawal 1442 Hijriah. Foto : Ketua PHRI.

JATIMNET.COM, Probolinggo - Imbas adanya kebijakan penutupan, semua tempat wisata di Kabupaten Probolinggo, sejak 13 Mei hingga 23 Mei 2021 mendatang. Membuat sektor perhotelan dan restoran, khususnya yang berada di kawasan wisata Gunung Bromo kelimpungan.

Kondisi tersebut, akhirnya memaksa pengusaha hotel dan restoran setempat memilih menutup tempat usahanya sementara waktu. Pihak Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo mengaku saat ini sedang memulai persiapan untuk membuka hotel dan restoran pada 24 Mei 2021 mendatang

"Saat ini, kami memang fokus terhadap protokol kesehatan. Karena meski dibuka, ya  gak ada tamunya. Apalagi ditambah di jalan-jalan juga ada penyekatan, makanya kami lebih baik tutup dan mulai persiapan buka lagi 24 Mei besok," kata Ketua PHRI Digdoyo Djamaluddin kepada Jatimnet.com, Sabtu 15 Mei 2021.

Pria yang akrab disapa Yoyok tersebut mengatakan, biasanya di momen libur lebaran tingkat hunian hotel dan pengunjung restoran, bisa terisi hingga 50 persen.

Baca Juga: Mau ke Wisata Gunung Bromo, Waspadai Dua Jalur Ini yang Rawan Longsor

Namun akibat Pandemi Covid-19, tingkat hunian hotel menjadi 0 persen, para pengelola hotel pun terpaksa hanya melakukan perawatan dan menjaga fasilitas hotel. "Restoran pun begitu, gak ada yang berani belanja kebutuhan dapur, karena khawatir gak ada tamu yang datang," ia mengungkapkan.

Yoyok menjelaskan, langkah penutupan total diambil, lantaran pengusaha hotel dan restoran tak berani mengambil resiko. Apalagi terkait sanksi disiplin yang bakal diterima, jika pihaknya melanggar aturan Prokes. "Sanksinya itu yang kami khawatir, kami ini sudah tengkurep, apalagi jika kena masalah malah nyungsep,"keluhnya.

Tak hanya hotel dan restoran, kondisi sama terjadi pada seluruh homestay, yang ada di kawasan wisata Bromo. Meski tetap dibuka, namun tamunya tidak ada. "Gak ada tamu yang datang ke Bromo, baik dari Malang dan Surabaya. Lah wong Bromo nya saja tutup," tukasnya.

Baca Juga: Bule Rusia Nekat Berfoto di Kaldera Bromo

Yoyok berharap, ada kebijakan terbaik dari Pemerintah Kabupaten bagi para pengusaha hotel dan restoran. Apalagi pihaknya, juga memikirkan nasib para karyawan.

"Di situasi Pandemi ini, gak ada kebijakan maupun aturan yang berpihak bagi kami. Termasuk usulan kami soal adanya keringan pajak, listrik dan lainnya, sepertinya gak didengar," ia memungkasi.

Yoyok menambahkan, sejak adanya Pandemi Covid-19 dari total 24 hotel yang ada di sekitar wisata Bromo, hanya satu hotel yang masih mampu bertahan. Sedangkan hotel lainnya, beberapa diantaranya sudah memilih menjual aset-asetnya, bahkan alih profesi.