Senin, 23 March 2020 01:00 UTC
SEPI : Foto Doc Salah Satu Hotel di Kawasan Obyek Wisata Gunung Bromo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Foto : Zulkiflie Area lampiran
JATIMNET.COM , Probolinggo - Sepekan adanya imbuan pemerintah daerah, menutup semua tempat wisata di Kabupaten Probolinggo termasuk obyek Wisata Gunung Bromo. Membuat okupansi (tingkat hunian) hotel, di sekitar obyek Wisata Gunung Bromo sepi tamu.
Ketua Perhimpuan Hotel dan Restaurant Indonesia, Kabupaten Probolinggo, Digdoyo Djamaluddin mengatakan, semenjak ditutupnya obyek wisata Gunung Bromo kondisi sejumlah hotel setempat, per Minggu 22 Maret 2020 mengalami mati suri.
Beberapa hari sebelumnya, tingkat hunian hotel masih terisi sekitar 10 persen, lalu menurun 5 persen sampai akhirnya mati suri. Hampir semua hotel di kawasan Bromo Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo tak ada tamu yang menginap.
BACA JUGA: Cegah Penyebaran Virus Corona, Destinasi Kawasan Hutan Ditutup
“Informasi terakhir, yakni Sabtu malam. Semua hotel di Bromo, sudah tidak ada pengunjung yang menginap,” katanya lewat sambungan seluler saat dihubungi, Minggu 22 Maret 2020.
Menyiasati tingginya kerugian, akibat tak adanya pemasukan sementara biaya operasional tetap jalan. Pria yang akrab disapa Pak Yoyok menyebut, sejumlah pengelola hotel menerapkan roling bagi karyawan hotelnya. Atau dalam satu hari, hanya separuh karyawan yang dipekerjakan.
Yoyok berharap, pemerintah tak hanya bisa menutup tempat wisata yang berimbas pada matinya sektor perekonomian dibidang perhotelan. Menurut Yoyok harus ada solusi yang baik, agar para pelaku wisata yakni penyedia jasa penginapan bisa mendapatkan keringanan atas kondisi yang terjadi.
BACA JUGA: Imbas Virus Corona, Tiga Event HJKS ke-727 Ditunda
“Saya harap ada solusi yang baik dari pemerintah, semisal pengurangan pajak ataupun pengurangan biaya listrik. Karena disini kami merugi, belum lagi masih harus menggaji karyawan,” terang dia.
Lanjut Yoyok, apalagi sebelumnya hotel-hotel yang ada di Bromo telah dilakukan penutupan selama sebulan, dan baru dua minggu dibuka, saat ini sudah ditutup lagi.
Yoyok menyampaikan, meski obyek wisata Gunung Bromo ditutup sementara waktu. Namun untuk hotel, tetap dibuka bagi tamu yang ingin menginap. Yoyok menjamin, jika hotel-hotel di kawasan Gunung Bromo telah menjalankan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah daerah.
“ Meski kami merugi, kami tetap jamin kebersihan pengunjung. Tamu yang akan meginap, kami akan cek dahulu menggunakan alat pengukur suhu atau thermogun. Serta tamu diwajibkan menggunakan hand sanitizer, begitupun masker kami sediakan. Serta kondisi kamar, disemprot dengan cairan disinfektan setelah dipakai,” tandasnya.
Menginap di hotel kawasan Gunung Bromo, menurut Yoyok bisa menjadi solusi bagi masyarakat yang jenuh di rumah setelah munculnya imbauan, yakni penerapan social distancing guna menghindari penyebaran Corona Virus atau Corona Virus Diesease 2019 (COVID-19).
Sekadar informasi, jumlah hotel di kawasan obyek wisata Gunung Bromo ada sekitar 14 unit dengan kapasitas 528 kamar yang dapat menampung sekitar 1.200 orang. Ada pula homestay atau penginapan yang jumlahnya mencapai 170 unit.