Selasa, 10 May 2022 05:00 UTC
Ilustrasi
JATIMNET.COM, Madiun – Penularan hepatitis akut berpotensi kian meluas. Pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Madiun juga mulai melakukan upaya pencegahan. Salah satunya dengan menyebarkan informasi cara pencegahan penyakit ini hingga ke petugas puskesmas.
Harapannya agar diteruskan kepada warga.“Informasi dari Kementerian Kesehatan kami share kepada teman-teman di puskemas melalui grup WhatsApp. Kami minta agar di-print dan disampaikan kepada masyarakat,” kata Soelistyo, Selasa, 10 Mei 2022.
BACA JUGa : Hepatitis Akut Meresahkan, DPRD Jatim Sebut Masyarakat Butuh Informasi
Menurut dia, informasi pencegahan itu terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Ini seperti menjaga kebersihan diri, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menggunakan masker.Selain itu, makanan maupun minuman harus dimasak terlebih dulu sebelum dikonsumsi.
Juga, menghindari membeli dan memakan jajan yang dijual di sembarang tempat. “(Hepatitis akut) sudah menyebar di beberapa negara di dunia dan bisa berakibat fatal. Maka, pencegahan sangat penting,” ujar Soelis.
Oleh karena itu, ia meminta kepada warga untuk terlibat aktif dalam mencegah hepatitis akut. Salah satu caranya dengan segera membawa anggota keluarganya ke puskemas maupun rumah sakit jika memiliki beberapa gejala penyakit.
Gejala awalnya seperti, mual, muntah-muntah, diare, sakit perut. Bila nanti memang mengarah pada hepatitis akut, maka dapat segera ditangani oleh petugas kesehatan termasuk dites di laboratorium. “Jangan sampai saat demam sudah tinggi, kulit dan mata kuning baru dibawa ke kamar isolasi. Karena (hepatitis akut) fatalitasnya cukup tinggi,” ujar Soelis.
Hingga Senin (9/5/2022), jumlah kasus hepatitis akut di Indonesia sudah tercatat 15. Sebanyak tiga pasien anak di antaranya telah meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUPN Dr.Ciptomangunkusumo, Jakarta.
Hepatitis akut diduga menular lewat asupan makanan yang masuk melalui mulut. Penyakit ini kebanyakan menyerang anak-anak di bawah usia 16 tahun, terutama bawah lima tahun (balita). “Kemungkinan penularannya lewat oral,” ucap Soelis.