Senin, 09 March 2020 15:10 UTC

REKONSTRUKSI. Rekonstruksi pembunuhan siswa SD di jembatan sungai Kedung Ungkal tepi hutan Kemlagi, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, Senin, 2 Maret 2020. Foto: Karina Norhadini
JATIMNET.COM, Mojokerto – Trsino Sutedjo, 19 tahun, dan IS, 17 tahun, kakak beradik tersangka pembunuh siswa SD di Mojokerto, Ardio William Oktaviano alias Dio, 13 tahun, dipastikan tidak mengalami gangguan kejiwaan.
Kepastian itu diungkapkan Kapolres Mojokerto Kota AKBP Bogiek Sugiyarto usai kedua tersangka menjalani tes psikologi.
"Untuk hasil tes psikologi, kedua tersangka dalam kondisi normal. Artinya tidak mengalami gangguan kejiwaan. Aksi pembunuhan itu dilakukan dalam kondisi sadar," katanya, Senin, 9 Maret 2020.
Ia juga menegaskan motif yang melatarbelakangi pembunuhan sadis tersebut karena dendam.
"Semua akibat rasa dendam yang luar biasa terhadap korban sehingga ada rangkaian kegiatan yang mengakibatkan korban meninggal dengan cara menusuk dengan bambu di bagian vital korban itu. Karena saat divisum, tubuh korban tidak mengalami kekerasan seksual sama sekali," kata Bogiek.
BACA JUGA: Fakta Lain di Balik Pemicu Pembunuhan Siswa SD di Mojokerto
Mengenai kemungkinan ada unsur pidana pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati, mnurut Bogiek, penyidik masih melakukan pendalaman. Jika nantinya ditemukan adanya unsur pembunuhan berencana, maka kedua tersangka bisa dijerat dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.
"Ini masih direkontruksi untuk mengetahui apakah ada unsur perencanaannya atau tidak. Jika pembunuhan berencana memang ancaman maksimal hukuman (pidana penjara) bisa seumur hidup atau hukuman mati. Tapi kita belum bisa memutuskan untuk saat ini, biar penyidik terus melakukan pengembangan," katanya.
Dio dianiaya oleh tersangka Trisno hingga meninggal dunia. Sedangkan adiknya, IS, bertugas menjemput korban Dio hingga dibawa ke jembatan tepi hutan Kemlagi, Kecamatan Kemlagi, Mojokerto. Setelah meninggal dunia, jasad korban dibuang ke sungai dangkal di bawah jembatan dan ditemukan warga, 30 Januari 2020.
BACA JUGA: Pembunuhan Siswa SD di Mojokerto Terbilang Sadis
Motif pembunuhan karena Trisno dan IS dendam pada Dio yang dituduh memukul adik mereka, SS. Dio dan SS satu sekolah namun beda kelas di SDN Katemasdungus, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto.
Namun fakta lain terkait kronologi masalah antara SS dan Dio diungkap guru olahraga SDN Katemasdungus, Bambang Suriadi. Menurutnya, penyebab ketegangan antara SS dan Dio karena SS kalah bermain gasing saat jam istirahat sekolah. SS marah dan mendatangi kelas Dio dan memukul Dio.
"Seolah-olah seperti dibolak balik. Yang sebenarnya, Dio dipukul sama SS. Setelah dipukul, Dio enggak melapor ke kami. Kita tahunya dari laporan siswa yang melihat sewaktu SS memukul Dio," ujar Bambang.
