Minggu, 27 October 2019 00:36 UTC
HANGUS. Kondisi hutan di sekitar pos pendakian Paltuding Ijen setelah terbakar, Senin 21 Oktober 2019. Kebakaran lahan di Pegunungan Ijen berlangsung selama sepekan ini dan bermula dari kebakaran di Gunung Ranti. Foto : Ahmad Suudi
JATIMNET.COM, Banyuwangi – Pemadaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Pegunungan Ijen akan dilakukan dengan cara menjatuhkan bom air pada Minggu, 27 Oktober 2019 hari ini.
Satu unit helikopter pengangkut water boombing dilaporkan telah tiba di Bandara Banyuwangi, Sabtu 26 Oktober 2019 sekitar pukul 17.10 WIB. “Kemungkinan besar baru besok pagi (akan berlangsung operasi pemadaman kebakaran),” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Eka Muharram Suryadi, Sabtu sore.
BACA JUGA: Kebakaran di Pegunungan Ijen, Api Mengarah ke Pertanian Warga
Ia mengatakan helikopter itu akan mengambil air dari Selat Bali lalu menerbangkannya ke lereng pegunungan ijen dan menjatuhkan bom air ke daerah yang terbakar. Hingga sore kemarin, meski titik api terpantau sudah padam, asap terlihat masih membumbung. Sehingga dikhawatirkan api kembali menyala dan membesar lagi.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Eka Muharram Suryadi. Foto : Ahmad Suudi
Jatimnet.com memeriksa titik api di Pegunungan Ijen dengan bantuan aplikasi Si Pongi. Hasilnya, tak terlihat titik api di wilayah Gunung Ranti, Ijen, dan Merapi Ungup-ungup.
Sementara itu, Pos Pantau Ijen melaporkan cuaca berkabut menyelimuti Pegunungan Ijen sehingga menutupi asap kebakaran. Adapun Gunung Ranti, di barat Ijen dan Merapi Ungup-ungup, yang terbakar pertama kali sejak Sabtu, 19 Oktober 2019, juga masih berasap.
BACA JUGA: Kebakaran Pegunungan Ijen Berstatus Tanggap Darurat
Menurut Eka, helikopter pengangkut bom air akan beroperasi hingga Selasa, 29 Oktober 2019 untuk memadamkan api di Pegunungan Ijen.
Karhutla di lereng Pegunungan Ijen bermula dari kebakaran di Gunung Ranti pada Sabtu, 19 Oktober 2019. Hari berikutnya api menyebar ke Gunung Ijen dan Merapi Ungup-ungup hingga seluruh aktivitas pendakian dan penambangan belerang ditutup.