Logo

Harga Minyak Goreng Naik, Penghasilan Perajin Kerupuk Samiler Menurun

Reporter:,Editor:

Selasa, 02 November 2021 11:00 UTC

Harga Minyak Goreng Naik, Penghasilan Perajin Kerupuk <em>Samiler</em> Menurun

PERAJIN KERUPUK. Perajin kerupuk samiler "Maju Jaya", Sri Hartini, di Dusun Ketegan, Desa Kejambon, Kec. Gondang, Kab. Mojokerto, Selasa, 2 November 2021. Foto: Karina Norhadini

JATIMNET.COM, Mojokerto – Kenaikan harga minyak goreng curah maupun kemasan juga terjadi di wilayah Mojokerto. Kenaikan harga minyak goreng ini juga dirasakan perajin kerupuk.

Salah satunya Sri Hartini, 48 tahun, perajin kerupuk samiler "Maju Jaya" di Dusun Ketegan, Desa Kejambon, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto. Dalam sehari, ia biasa menghabiskan 14 liter minyak kemasan untuk menggoreng kerupuk samiler 50 kilogram.

Menurutnya, selama 12 tahun jadi perajin kerupuk berbahan singkong itu, baru tahun 2021 ini minyak goreng kemasan mengalami kenaikan harga yang signifikan.

"Biasanya stabil, ini makin naik. Dari harga awal Rp25 ribu per dua liter, terus Rp26 ribu, sempat di harga Rp 30 ribu dan sekarang malah jadi Rp35 ribu per dua liter," ucapnya, Selasa, 2 November 2021.

BACA JUGA: Pelajar Mts NU Trate Gresik Ubah Minyak Jelantah Jadi Kembali Jernih Dengan Ampas Kopi

Naiknya harga minyak goreng ini otomatis berdampak pada penghasilannya. Ia harus rela menerima keuntungan dari persentase 10 persen menjadi 5-7 persen saja.

Untuk menyiasati itu, Sri harus rela mengurangi jam kerja karyawannya. "Biasanya sepuluh orang langsung kerja satu hari. Sekarang saya kurangi, lima orang tiga hari, lima orangnya lagi tiga hari," ucapnya.

Selain harga yang melambung tinggi, akhir-akhir ini stok minyak goreng kemasan juga mulai sulit dicari. Meski begitu, wanita yang sejak tahun 2010 sudah bergelut dalam pembuatan kerupuk samiler ini mengaku akan tetap membeli minyak goreng kemasan.

"Agak susah nyari minyak sekarang, enggak tahu juga kenapa. Apa sengaja distok (disimpan). Kalau pun ada harganya melambung tinggi. Tapi mau gimana, namanya kebutuhan, ya tetap dibeli," ujarnya.

BACA JUGA: Empat Siswa SD Ciptakan Pengharum Ruangan dari Minyak Bekas

Sebagai pelaku UMKM, ia hanya bisa berharap harga minyak goreng bisa stabil kembali. Lantaran, dalam satu bulan harus memiliki stok 20 kardus atau 240 liter agar produksi kerupuk samiler yang sudah didistribusikan hingga luar pulau Jawa ini tidak terganggu.

Sedangkan kondisi sekarang, menurutnya, jika bisa menyimpan 10 kardus minyak goreng kemasan dalam tiga pekan saja sudah lumayan dan tidak begitu mengganggu hasil produksi.

Hanya saja, jika harga minyak goreng terus meningkat, mau tidak mau akan dilakukan pengurangan isi kerupuk samiler yang dikemas dan dijualnya.

"Pengennya stabil lagi, kalau makin naik terus mau enggak mau isi per kemasan kita kurangi dua sampai tiga kerupuk. Daripada harus menaikkan harga jual, nanti takut dikomplain pelanggan," katanya.