Sabtu, 15 September 2018 23:00 UTC
Ilustrasi petani saat memanen padi . FOTO: DOK.
JATIMNET.COM, Bojonegoro – Petani padi di lahan banjir luapan Bengawan Solo di sejumlah kecamatan di Bojonegoro, Jawa Timur mampu menaikkan harga gabah kering panen (GKP).
Laporan Antara, Sabtu 15 September 2018 menyebutkan haga GKP tahun ini mencapai Rp 5.200/ kilogram. Harga tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun lalu yang tercatat Rp 4.000/ kilogram, atau naik hampir 30 persen.
Kepala Desa Kedungprimpen, Kecamatan Kanor, Bojonegoro Sya’roni menjelaskan peningkatan harga GKP ini ada beberapa faktor.
“Meningkatnya harga gabah panen tanaman padi di lahan banjir, karena memang kualitasnya bagus, selain tanaman padi tidak diserang hama,” ucapnya. Dia menambahkan harga saat ini yang mencapai Rp 5.200/ kg juga meningkat setelah sebelumnya sempat menyentuh angka rp 5.000/ kg.
Sya’roni menyebutkan di desanya luas tanaman padi di lahan banjir sekitar 250 hektare dan sudah panen sejak dua pekan terakhir. Tanaman padi di desanya itu memperoleh air dari Bengawan Solo dengan sistem pompa yang bekerja sama dengan BUMdes Desa Kedungprimpen.
BUMDes memiliki 30 mesin pompa air, yang di antaranya terdiri dari tiga mesin pompa besar untuk mengambil air dari Bengawan Solo, sedangkan lainnya untuk mendistribusikan air ke lahan petani di desanya.
Dalam kerja sama itu, polanya bagi hasil dibagi tujuh bagian dengan pembagian satu bagian untuk BUMdes dan enam bagian untuk pemilik sawah.
Pada musim panen kemarau ini, BUMDes memperoleh pemasukan lebih dari Rp 1,5 miliar, dipotong biaya operasional sebesar Rp 600 juta.
“Penanganan pompanisasi melibatkan 20 tenaga kerja. Desa-desa lainnya di Kecamatan Kanor, pompanisasi juga ditangani BUMDes, seperti Desa Kedungarum dan Temu,” sambungnya.
Sementara itu, salah satu petani di Desa Temu, Kecamatan Kanor, Bojonegoro Suhadi mengaku membukukan pendapatan mencapai Rp 32 juta. Pendapatan itu didapat dari penjualan padi di empat petak sawah lahan banjir yang baru saja panen.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Jupari, menambahkan areal pertanian di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo yang bisa panen di musim kemarau luasnya bisa sekitar 15.000 hektare.