Kamis, 26 December 2019 04:16 UTC
PASAR: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat berada di pasar Tambah Rejo, memantau harga bawang. Foto Baehaqi
JATIMNET.COM, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan komitmennya tak mengizinkan impor bawang merah. Meski harga di pasar mulai merangkak naik perlahan.
"Saya tetap tidak mengizinkan impor bawang merah ke Jatim," ujar Khofifah usai sidak ke Pasar Tambah Rejo Surabaya, beberapa hari lalu, Selasa 24 Desember 2019.
Harga bawang merah di Pasar Tambak Rejo terpantau mulai merangkak. Rata-rata kenaikan mencapai Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu per kilogram. Bawang merah dari Nganjuk misalnya, harga sebelumnya Rp 25 ribu per kilogram, naik menjadi Rp 35 ribu per kilogram.
BACA JUGA: Harga Bawang Merah Anjlok di Sentra Produksi
Sementara bawang merah Probolinggo dari sebelumnya Rp 30 ribu per kilogram, sekarang sudah sekitar Rp 40 ribu per kilogram. Pedagang Pasar Tambak Rejo lebih banyak menjual bawang merah.
Naiknya harga bawang merah ini, kata Khofifah, dikarenakan suplai yang menurun akibat musim hujan. Namun demikian, ia memastikan produksi bawang merah dari Nganjuk maupun Probolinggo masih ada. Sehingga untuk memenuhi pasar akan didatangkan dari dua kota itu.
"Kami kan punya suplai dari Nganjuk dan Probolinggo. Pak Kepala Dinas Pertanian menyampaikan awal Januari Insha Allah area di Nganjuk sudah akan panen," tegasnya.
BACA JUGA: Harga Bawang Merah Anjlok, Pemkab Mojokerto Rencanakan Bikin Harga Standar
Setelah panen ini, Khofifah yakin suplai di pasar akan meningkat. Dengan begitu harga di pasar kembali normal.
Tetapi, klaupun kurang, Pemprov Jatim akan mendatangkan bawang merah dari Brebes, Jawa Tengah, untuk memenuhi kebutuhan. "Sekali lagi saya tekankan, meskipun ada kenaikan harga bawang merah, saya tetap tidak mengizinkan impor bawang merah masuk ke Jawa Timur," ungkapnya.
Keseluruhan Khofifah memastikan stok bahan baku di Jawa Timur aman. Harga terbilang stabil. Hanya mungkin kenaikan komoditas seperti telur yang berkisar Rp 1.000-Rp 2.000 jelang libur Nataru. Namun itu masih dalam tahap wajar.
