Selasa, 11 June 2019 01:20 UTC
DIARAK. Gunungan 1.001 ketupat yang diarak seribuan warga Desa Kalimalang, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo, untuk merayakan Lebaran Ketupat, Selasa 11 Juni 2019. Foto: Gayuh Satria
JATIMNET.COM, Ponorogo – Warga Desa Kalimalang, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo menggelar tradisi unik untuk merayakan Lebaran ketupat yang biasanya dilaksanakan tujuh hari setelah Idul Fitri.
Warga membuat gunungan ketupat berjumlah 1.001 buah dan diarak keliling kampung sejauh 1 kilometer. Semua penduduk kampung mengarak ketupat dengan diiringi musik hadrah yang melantunkan salawat nabi dan juga tarian Reog Ponorogo.
BACA JUGA: Ketupat, Menu Khas Lebaran hingga Penolak Bahaya Gaib
Arak-arakan 1.001 ketupat ini dimulai dari lapangan desa yang diawali dengan pertunjukan reog. “Kegiatan ini merupakan wujud penduduk desa karena telah melakukan ibadah puasa selama sebulan penuh,” Kata Kepala Desa Kalimalang Riyadi, Selasa 11 Juni 2019.
REOG. Tari Reog Ponorogo mengiringi arak-arakan gunungan ketupat dalam perayaan Lebaran Ketupat di Ponorogo. Foto: Gayuh Satria
Makna 1.001 ketupat, menurut Riyadi, melambangkan persatuan warga Desa Kalimalang, meski ada ribuan warga, tujuannya satu untuk memajukan dan membangun desa.
Ketupat sendiri memmpunyai makna mengaku lepat (salah) atau mengakui kesalahan masing-masing dengan bersilaturahmi ke rumah para tetangga dan sanak saudara.
BACA JUGA: Lebaran Ketupat, Pembuat Tempe Malang Genjot Produksi
Puncak acara ini yaitu pembagian gunungan ketupat yang dihidangkan secara gratis lengkap dengan sayur kentang dan kacang-kacangan. Warga tinggal mengambil di tempat yang disediakan agar tidak berebut gunungab ketupat.
“Ketupat yang isinya putih bersih juga menandakan sudah tidak ada rasa iri dan dengki di hati manusia karena sudah saling memaafkan di Lebaran kemarin,” pungkas Riyadi.