Logo

H-1 Seabad PSHT, Polres Madiun Lakukan Penyekatan di 13 Titik

Reporter:

Kamis, 01 September 2022 11:00 UTC

H-1 Seabad PSHT, Polres Madiun Lakukan Penyekatan di 13 Titik

SEKAT. Kapolres Madiun AKBP Anton Prasetyo saat memantau penyekatan lalu lintas di gerbang tol Madiun saat menjelang peringatan seabad PSHT , Kamis, 1 September 2022. Foto. Humas Polres Madiun

JATIMNET.COM, Madiun – Polres Madiun dan jajaran petugas pengamanan melakukan penyekatan di 13 titik lokasi yang merupakan akses menuju wilayah setempat. Upaya ini untuk mengamankan peringatan seabad Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di Kota Madiun, Jumat, 2 Agustus 2022.

Kapores Madiun AKBP Anton Prasetyo mengatakan bahwa titik penyekatan itu seperti Gerbang Tol Madiun, Nglames, Saradan, Muneng, Jiwan, dan Dolopo.

“Selain di 13 titik pos penyekatan, Polres Madiun juga menempatkan personel di beberapa titik kerawanan,” kata Kapolres Madiun AKBP Anton Prasetyo, Kamis, 1 September 2022.

BACA JUGA : 1 Suro, PSHT Tiadakan Tradisi Nyekar

Titik penyekatan itu juga merupakan akses menuju Kota Madiun. Sebab, di Jalan Merak, Kelurahan Nambangan Kidul, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun merupakan lokasi padepokan pusat PSHT. Di tempat itu merupakan titik fokus kegiatan. 

Anggota PSHT di seluruh Indonesia bahkan luar negeri diperkirakan datang ke Kota Madiun. Ini karena pihak pengurus pusat dari organisasi itu bakal menggelar atraksi kolosal silat seluruh Indonesia dan panggung budaya pencak silat.

Kasatlantas Polres Madiun AKP Firman Widyaputra mengatakan bahwa setiap kendaraan akan diperiksa ketika melewati pos penyekatan. Kendaraan itu baik roda dua, empat hingga kendaraan umum.

“Penyekatan ini dilakukan untuk kelancaran kegiatan satu abad PSHT agar berjalan lancar, kondusifitas tetap terjaga dan memfilter antisipasi adanya alkohol, senjata tajam yang memicu konflik di wilayah Madiun,” ia menjelaskan.

BACA JUGA : Cegah Konflik Merembet, PSHT dan Pagar Nusa Jember Bikin Deklarasi Damai

Sementara itu, pihak pengurus pusat PSHT telah mewanti-wanti agar para anggota menjaga keamanan dan kenyamanan. Bahkan, tradisi nyekar pada 1 Muharam dalam penanggalan Islam atau Suro dalam penanggalan Jawa beberapa waktu lalu ditiadakan.

Tidak dilangsungkannya tradisi itu untuk mencegah terjadi bentrok antarpesilat. Apalagi, kegiatan itu identik dengan konvoi sepeda motor yang dinilai kian meningkatkan potensi konflik di tempat umum maupun jalan raya.