Logo

FNKSDA Serukan Santri Ikut Aksi Membela Keadilan Bagi Rakyat

Reporter:,Editor:

Rabu, 25 September 2019 10:12 UTC

FNKSDA Serukan Santri Ikut Aksi Membela Keadilan Bagi Rakyat

AKSI. Aksi massa di Surabaya, Rabu 25 September 2019. Foto: Khoirotul Lathifiyah

JATIMNET.COM, Surabaya - Ketua Front Nadhliyin Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA) Surabaya, Zidni Ilman Nafia menyerukan imbauan untuk para santri muda turun ke jalan menyuarakan aspirasi, Rabu 25 September 2019.

“Imbauan Untuk para santri, warga NU yang progresif harus turun ke jalan. Aswaja jangan terus menerus dijadikan alat kekuasaan,” ungkap Zidni dihubungi Jatimnet.com, Rabu 25 September 2019.

Menurutnya, sikap FNKSDA merujuk dari prinsip NU sendiri yakni tasamuh,tawasuth,tawazun,i'tidal yang berarti seimbang atau moderat.

“Moderat sendiri bukan berarti tak berpihak, karena keadilan itu yang menjadi fundamentalnya. Jadi ya menurut saya apa yang sedang diperjuangkan kawan sekarang adalah memperbaiki keadilan yang sedang dirusak oleh oligarki melalui undang-undang,” ungkapnya.

BACA JUGA: Mahasiswa Ponorogo Saling Dorong dengan Polisi, Paksa Masuk Gedung DPRD

Zidni menambahkan, dukungan terhadap aksi rakyat bergerak datang dari tokoh pesantren seperti pengasuh Pesantren Nurul Jadid, Probolinggo, Muhammad Al-Fayyadl.

“Kapada kami, beliau berpesan, aksi turun jalan bertagar #Rakyat Bergerak adalah aksi mulia menyelematkan negeri ini dari rongrongan korupsi dan undang-undang tidak pro-rakyat. Mahasiswa, buruh, petani, hendak mengingatkan pemerintah dengan cara sebaik-baiknya. Aksi ini damai, namun aparat menanggapinya represif. Aksi damai sejalan dengan amar maruf nahi mungkar dengan cara yang maruf,” lanjutnya.

Sebelumnya, Ketua Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar mengingatkan agar peserta aksi unjuk rasa berhati-hati pada ideologi tertentu seperti paham radikalisme hingga paham asing yang bisa menyusup dalam kerumunan.

BACA JUGA: Ketua DPRD Jatim Sementara Janji Teruskan Aspirasi Mahasiswa

“Karena begitu populer di tengah masyarakat, masyarakat pada mengelu-elukan perang korupsi, kadang-kadang ditumpangi oleh kepentingan asing ditumpangi dengan ideologi tertentu. Tanpa tahu ideologi tertentu menyelinap dan itu merusak bangsa dan mengancam ideologi negara," kata Kiai Marzuki Mustamar di Sekretariat PWNU Jatim, Selasa 24 September 2019.

Kiai Marzuki mencontohkan teriakan revolusi yang sering digaungkan oleh demonstran dalam aksi yang dicurigai ditunggangi kepentingan tertentu. 

“Awalnya mereka menolak RUU, tapi akhirnya membabi buta, akhirnya yel-yelnya revolusi. Kan itu kelihatan banget ditunggangi. Kalau tentang korupsi, ayo NU juga di situ. Tapi jangan sampai ada penumpang gelap di situ, ujung-ujungnya terkait pilpres kemarin dan seterusnya," imbuhnya.