Senin, 21 January 2019 11:53 UTC
no image available
JATIMNET.COM, Surabaya - Jutaan masyarakat di belahan benua Amerika dan sebagian Eropa terpukau menyaksikan fenomena alam Super Blood Wolf Moon yang berlangsung pada 21 Januari 2019. Mereka bahkan rela menembus suhu dingin demi melihat fenomena terakhir dalam dekade ini.
Beberapa tagar seperti #SuperBloodWolfMoon dan #LunaDeSangre (yang berarti "bulan darah" dalam bahasa Spanyol) muncul di Twitter. Banyak penonton menjelajah ke suhu yang sangat dingin untuk menyaksikan fenomena bulan memerah di sepanjang Pantai Timur A.S.
"Kami sedang mengamati meskipun angin [suhu] hanya 6 derajat," kata ahli astrofotografi veteran Imelda Joson dan suaminya Edwin Aguirre kepada Space.com dari pinggiran kota dekat Boston. "Kita berdiri di atas es setengah inci."
Fenomena ini adalah gerhana bulan yang terjadi ketika bumi berada di antara matahari dan bulan. Dalam situasi ini, matahari berada di belakang bumi, dan bulan bergerak ke bayangan bumi. Dengan mata telanjang, supermoon nyaris tidak terlihat.
BACA JUGA: Awas Dua Hari Kedepan Indonesia Potensi Hujan Lebat Disertai Petir
Seorang juru bicara NASA mengatakan bulan terlihat seperti berwarna merah. "Gerhana bulan total terjadi ketika bulan dan matahari berada di sisi bumi yang berseberangan. Meskipun bulan berada dalam bayang-bayang bumi, beberapa sinar matahari mencapai bulan.
Sinar matahari melewati atmosfer Bumi, menyebabkan atmosfer Bumi menyaring sebagian besar cahaya biru. Ini membuat bulan tampak merah bagi orang-orang di Bumi," kata NASA dikutip dari www.mirror.co.uk.
Bulan purnama tampak lebih besar dari biasanya karena lebih dekat ke Bumi. Jaraknya sekitar 222.000 mil (358.000 kilometer). Hal ini membuat bulan terlihat sedikit lebih besar dan lebih terang daripada bulan purnama pada umumnya.
"Itulah yang dimaksud dengan istilah 'supermoon'. " Sementara kata "wolf" merujuk pada sebutan terhadap purnama di bulan Januari, yaitu "wolf moon".
Pemandangan serupa diperkirakan akan muncul kembali pada 26 Mei 2021. Namun, fenomena ini hanya bisa dilihat dengan sempurna di Asia, Australia dan Samudra Pasifik. Benua Amerika baru akan melihat gerhana bulan total pada 16 Mei 2022 mendatang.
Sayangnya, super blood wolf moon tidak bisa disaksikan di Indonesia karena berlangsung pada siang hari pada 21 Januari 2019. Indonesia hanya akan kebagian cahaya supermoon sepanjang malam.