Rabu, 04 December 2019 05:13 UTC
INOVATIF. Else Windasari menunjukkan cara memasukkan botol plastik bekas ke dalam ATM yang dia ciptakan bersama Nabil Sirajuddin Fath di halaman sekolah, Rabu 4 Desember 2019. Foto: Gayuh Satria.
JATIMNET.COM, Ponorogo – dua siswa SMP N 1 Jetis, Kabupaten Ponorogo berhasil mencipatakan tempat sampah berbasis internet. Keduanya adalah Else Windasari (15) dan Nabil Sirajuddin Fath (15) yang membuat tempat sampah bernama Automatic Trash Machine (ATM) berbasis smart digital Internet of Things.
Semangat pembuatan tempat sampah berbasis digital lantaran prihatin dengan seringnya sampah plastik botol minuman yang menumpuk di bak sampah lingkungan sekolahnya. Selain itu, ATM ini terinpirasi tempatnya menimba ilmu, yakni sekolah peduli lingkungan sehat.
“Sampah plastik bekas minuman sering membuat bak sampah penuh, sehingga kami terinspirasi bagaimana agar sampah plastik bisa lebih bernilai dan bermanfaat,” kata Nabil, Rabu 4 Desember 2019.
Prinsip kerja ATM ini menampung botol atau gelas plastik bekas minuman melalui lubang yang disediakan. Di dalam lubang tersebut terdapat sensor untuk mendeteksi jenis sampahnya.
BACA JUGA: Pelajar SMA Ponorogo Membuat Suplemen Minyak Omega 3 dari Ikan Patin
Setelah itu sampah plastik akan masuk ke dalam kantong yang telah dimasukkan di dalam kotak ATM. Siswa yang membuang sampah di ATM akan diminta untuk memencet tombol untuk menerima struk.
“Struk ini memiliki nominal uang, jika dikumpulkan bisa ditukarkan ke koperasi atau kantin untuk ditukar makanan maupun minuman,” terangnya.
Perangkat ini mengajak siswa untuk membuang sampah pada tempatnya. Selain itu, alat ini bisa mengklasifikasi jenis sampah organik dan non organik.

BERPRESTASI. Else Windasari dan Nabil Sirajuddin Fath memamerkan ATM yang berhasil merebut juara nasional LKIP di Magelang. Foto: Gayuh Satria.
Diterangkan Nabil, ATM ini terhubung dengan smartphone atau ponsel pintar. Tujuannya memberi tahu petugas jika kantong sampah telah penuh.
“Informasi itu akan dieksekusi petugas, apakah (sampah plastik) didaur ulang atau langsung dibawa ke pengepul,” terangnya.
Siswa kelas IX ini mengungkapkan butuh waktu tiga bulan untuk mengembangkan ATM berbasis internet. Berbagai kendala dalam uji coba telah dilalui. Semisal adanya komponen ATM yang tidak bisa beroperasi dan kegagalan dalam proses coding atau kode.
BACA JUGA: Pelajar Ponorogo Ciptakan Plastik dari Buah Naga yang Bisa Dikonsumsi
Ada berbagai sensor dan rangkaian elektronik dalam ATM yang mereka buat. Di antaranya motor servo, microcontroller ardunino nano, modem MCU, thermal printer, sensor HC-05 dan infrared.
“ATM ini bisa menampung 125 lebih botol bekas minuman plastik, tapi jika gelas plastik mampu menampung sekitar 200-an,” ujarnya.
ATM buatan kedua siswa ini juga telah dilombakan pada Lomba Karya Inovasi Pelajar (LKIP) di SMA Taruna Nusantra Magelang dan mendapat juara 1 pada Bidang Rekayasa Teknik, Minggu 17 November 2019 lalu.
“Sempat disarankan juri agar bisa dikembangkan lagi untuk bisa mendeteksi sampah selain plastik,” pungkasnya.