Kamis, 21 January 2021 09:00 UTC

PEMOTONGAN: Beberapa relawan melakukan pemotongan pohon yang tumbang di sekitar dekat rumah warga Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Kamis 21 Januari 2021. Foto: Karin.
JATIMNET.COM, Mojokerto - Sebagian warga Kabupaten Mojokerto yang menjadi korban banjir belum surut dan angin kencang hingga kini masih banyak bangunan rumahnya yang belum dibenahi. Ternyata kini tertimpa musibah kembali, terkena pohon tumbang.
Seperti yang dialami Sukiman, warga Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto ini dua pekan lalu rumahnya terendam banjir, dan kini mengali rusak di bagian atap teras rumahnya.
Rumah pria berusia 71 tahun itu tertimpa pohon yang kena angin kencang pada Rabu, 20 Januari 2021 malam sekitar pukul 18.15 WIB. Beruntung, pohon tumbang tak menimpa dirinya saat bersama istri dan cucunya di dalam rumah yang menjadi langganan banjir terparah sejak tiga tahun terakhir.
BACA JUGA: Separuh Plafon Mal Pelayanan Publik GMSC Kota Mojokerto Runtuh
"Alhamdulilah kami selamat, saya ada di ruang dalam sama istri dan putu (cucu) saya," kata pria renta yang rumahnya masih terendam banjir semata kaki, Kamis, 21 Januari 2021 siang.
Dirinya menceritakan, jika malam itu hujan deras disertai dengan angin kencang. Tiba-tiba terdengar suara keras dari luar kediamannya, atap teras yang terbuat dari kayu dan genteng mengalami kerusakan. "Brakkk, bunyinya keras sekali. Yah genteng jadinya rusak di teras," ucapnya lirih.
Peristiwa angin kencang yang menyebabkan pohon tumbang, sejumlah relawan dari Tagana Dinsos Kabupaten Mojokerto melakukan evakuasi pohon tersebut sejak pukul 08.00 WIB.
BACA JUGA: Diterjang Puting Beliung, Tujuh Rumah di Mojokerto Rusak Parah
"Ini juga di depan rumah warga yang paling parah saat banjir, sekarang didapur kondisinya masih banjir kedalaman satu meter lebih," kata koordinator Tagana Kabupaten Mojokerto Achmad Saefi, usai melakukan pemotongan sejumlah batang pohon yang rentan tumbang di kediaman Sukiman.
Pemotongan pohon, kata Achmad Saefi, sempat terhenti pada Rabu, 20 Januari 2021, malam. Lantaran kondisi desa padam. "Tadi malam listrik padam jadi dihentikan, karena air juga naik, takut juga banyak ular," ucapnya.
Selain itu, sebuah tempat sekolah yakni Taman Kanak-kanak Pembina Tempuran juga rusak karena tertimpa pohon yang tumbang. Petugas dari Tagana juga mengevakuasinya dengan memotong dahannya. "Kita langsung evakuasi pohon yang tersisa, karena kasian masyarakat takut kena robohan pohon," pungkas Saefi.
